Hal itu disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Inggris, Dominic Raab melalui akun Twitter-nya pada Sabtu (30/1). Raab mengatakan telah melakukan percakapan konstruktif dengan Wakil Presiden Komisi Eropa Valdis Dombrovskis.
"Percakapan konstruktif dengan Valdis Dombrovskis siang ini. Saya diyakinkan bahwa Uni Eropa tidak memiliki keinginan untuk memblokir pemasok yang memenuhi kontrak untuk distribusi vaksin ke Inggris. Dunia menyaksikan dan hanya melalui kolaborasi internasional kita akan mengalahkan pandemi ini," ujar Raab.
Pernyataan Raab muncul setelah Uni Eropa memberlakukan ekspor vaksin Covid-19. Langkah tersebut diperkirakan akan memengaruhi pasokan untuk sejumlah negara, termasuk Inggris, Australia, Kanada, dan Amerika Serikat.
Dimuat
Sputnik, para pejabat Inggris mengecam keputusan itu. Mantan menteri Brexit David Jones menjuluki situasi tersebut sebagai "perang vaksin" antara Inggris dan Uni Eropa. Perdana Menteri Boris Johnson juga mengungkap keprihatinannya terkait kemungkinan dampak keputusan Uni Eropa terhadap program vaksinasi Inggris.
Kontrol pasokan vaksin oleh Uni Eropa juga termasuk pemeriksaan di perbatasan antara Irlandia dan Irlandia Utara untuk mencegah pengiriman ilegal. Akibatnya, Inggris menuding Uni Eropa melanggar protokol Irlandia yang menjadi bagian penting dalam kesepakatan Brexit.
Inggris sendiri berada di depan Uni Eropa terkait kecepatan program vaksinasi. Saat ini Inggris sudah menyetujui penggunaan vaksin Pfizer-BioNTech, Moderna, dan AstraZeneca.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: