Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Netanyahu Tidak Berdaya Bubarkan Ribuan Orang Yang Padati Pemakaman Rabi, Khawatir Hilang Dukungan Ultra-Ortodoks?

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Senin, 01 Februari 2021, 13:53 WIB
Netanyahu Tidak Berdaya Bubarkan Ribuan Orang Yang Padati Pemakaman Rabi, Khawatir Hilang Dukungan Ultra-Ortodoks?
Arak-arakan para pengiring pemakaman Rabbi Meshulam Soloveitchik memenuhi jalan-jalan di Yerusalem/Net
rmol news logo Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mendapat kritikan keras terkait kerumuman massal yang melibatkan hampir 10 ribu orang warga Israel ultra-Ortodoks yang memadati pemakaman Rabbi Meshulam Soloveitchik di Yerusalem, pada Minggu (31/1) waktu setempat

Teguran juga datang dari dalam pemerintah dan bahkan partai Likud Netanyahu sendiri, seperti yanh dilaporkan Times of Israel, Senin (1/2). 

Menteri Pertahanan Benny Gantz merasa kecewa dengan apa yang terjadi yang telah merusak tatanan aturan penegakan kesehatan.

"Seperti inilah penegakan hukum yang tidak setara," tweetnya pada Senin (1/1).

“Jutaan keluarga dan anak-anak dikunci di rumah mereka dan mematuhi aturan, sementara ribuan Haredim berkumpul bersama di pemakaman, kebanyakan dari mereka tanpa masker,” lanjutnya.

Ia mendesak agar Parlemen Knesset menyetujui undang-undang untuk menggandakan denda bagi pelanggar kuncian. Ia dengan tegas mengatakan tidak akan mendukung aturan palsu yang hanya bergerak untuk orang-orang tertentu, sementara yang lainnya dibiarkan melanggar.

“Kami tidak akan setuju untuk melanjutkan penguncian palsu yang tidak efektif,” tegur Gantz.

Pemimpin oposisi MK Yair Lapid juga men-tweet nada yang sama dan memposting rekaman video dari pemakaman yang menunjukkan ribuan orang berkumpul bersama.

Ia menuntut agar polisi bergerak segera memberi hukuman kepada para pelanggar.

“Satu hukum untuk semua,” tulisnya. "Apa yang akan kita lakukan? Kirim polisi dalam jumlah besar."

Video yang beredar di mana orang-orang berjubah hitam berkerumun sangat padat tanpa jarak, bahkan sebagian besar tanpa masker.

Gideon Sa'ar, mantan menteri Likud yang baru-baru ini meninggalkan partai untuk mendirikan gerakan Harapan Baru, men-tweet bahwa gambar-gambar itu membuktikan bahwa Netanyahu telah menyerah dalam menegakkan hukum.

Yang lainnya bersuara, “Seperti inilah penegakan aturan yang 'pilih-pilih!".

“Di mana perdana menteri? Dimana menteri keamanan publik?"  tanya MK Avigdor Liberman, mantan sekutu Netanyahu.

Israel beberapa minggu memasuki penguncian nasional ketiga untuk memerangi virus, tetapi tingkat infeksi tetap tinggi, dengan ribuan kasus baru didiagnosis setiap hari.

Pada Minggu (31/1) ribuan warga Israel ultra-Ortodoks memadati pemakaman Rabbi Meshulam Soloveitchik, seorang rabi terkemuka di Yerusalem, pada Minggu (31/1) waktu setempat. Polisi memperkirakan ada lebih dari 10 ribu  orang yang bergabung dalam prosesi tersebut dan mengatakan mereka telah mengeluarkan lusinan sanksi karena banyaknya orang yang tidak mematuhi aturan kuncian, seperti dilaporkan AP, Minggu (31/1).

Polisi nampaknya tidak punya banyak pilihan selain membiarkan prosesi besar-besaran untuk Soloveitchik untuk dilanjutkan. Akan sangat berbahaya bagi polisi jika mencoba membubarkan kerumunan.

Beberapa pengamat berpendapat, Netanyahu telah lama mengandalkan partai ultra-Ortodoks untuk mendapatkan dukungan. Tanpa dukungan ultra-Ortodoks, akan sangat sulit bagi Netanyahu untuk membentuk koalisi pemerintahan, terutama saat ia mencari kekebalan dari pengadilan korupsi yang sedang berlangsung.

Tentu itu yang membuat Netahanyu tak berdaya ketika kerumuman hebat yang menjadi sorotan dunia itu terjadi di depannya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA