Kedatangan vaksin itu disambut langsung oleh Perdana Menteri Edi Rama, beserta dua menteri lainnya di bandara Tirana.
Albania mengharapkan lebih dari 10.000 dosis pada minggu ketiga Januari tetapi mereka hanya menerima sekitar 10 persen dari pesanan tersebut.
Rama menggarisbawahi bahwa Albania dan Serbia adalah satu-satunya negara di kawasan yang telah mulai vaksinasi, dan sekitar 40.000 lebih dosis yang dijanjikan akan tiba pada Februari.
"Pemerintah hampir menandatangani perjanjian lain dengan AstraZeneca," katanya, seperti dikutip dari
Exit News, Selasa (2/2).
Dia mengesampingkan pembelian vaksin yang diproduksi di Rusia dan China, selama Uni Eropa tidak memberi mereka lampu hijau.
Pada 1 Januari, pemerintah Albania mengumumkan telah menandatangani kontrak dengan Pfizer untuk 500.000 dosis vaksin.
Kampanye vaksinasi sendiri telah diluncurkan pada 11 Januari lalu, dengan menggunakan 975 dosis vaksin yang diterima dari negara donor yang dirahasiakan.
Inokulasi di negara itu dimulai dengan penyuntikkan para lansia.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.