Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Akses Bantuan PBB Terhambat, Situasi Kemanusiaan Di Tigray Memburuk

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Kamis, 04 Februari 2021, 11:05 WIB
Akses Bantuan PBB Terhambat, Situasi Kemanusiaan Di Tigray Memburuk
Warga di Tigray, Ethiopia/Net
rmol news logo Konflik Tigray tidak hanya berdampak pada situasi di Ethiopia, tetapi juga dapat memicu destabilisasi keamanan di kawasan.

Begitu peringatan yang disampaikan oleh kepala bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Mark Lowcock kepada Dewan Keamanan pada Rabu (3/2).

Lowcock menyebut situasi kemanusiaan yang terjadi di kawasan Afrika bagian utara akan memburuk. Mengingat ratusan ribu orang Tigray saat ini belum menerima bantuan PBB karena tidak adanya akses.

Dikutip Reuters, Lowcock mengatakan terdapat laporan mengenai meningkatnya ketidakamanan di kawasan lain yang kemungkinan disebabkan oleh pengerahan pasukan Ethiopia ke Tigray.

Saat ini, menurut Lowcock, pemerintahan Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed telah menguasai 60 persen hingga 80 persen wilayah di Tigray, tetapi tidak memiliki komando penuh atas pasukan etnis Amhara dan Eritrea yang juga beroperasi di sana.

Puluhan saksi mengatakan pasukan Eritrea berada di Tigray untuk mendukung pasukan Ethiopia, meskipun kedua negara menyangkal hal itu.

Jika bantuan dan perlindungan untuk warga tidak disalurkan, Lowcock mengatakan, situasi kemanusiaan di sana akan semakin memburuk. Bahkan laporan mengenai kekerasan seksual juga sudah bermunculan.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres juga menyatakan keprihatinannya atas situasi di Tigray.

Pada 4 November 2020, Abiy memerintahkan pasukannya untuk melakukan serangan terhadap Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF). Pasukan tentara pemerintah kemudian mengulingkan TPLF dari ibukota Tigray, Mekelle.

Tigray merupakan wilayah berpenduduk lebih dari lima juta. Akibat konflik baru-baru ini, ribuan orang diyakini tewas dan 950 ribu lainnya mengungsi. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA