Ini seolah menunjukkan, betapa mudahnya China dapat menggantikan Australia dengan sumber impor alternatif, kata seorang pengamat China, seperti dilaporkan
Global Times, Sabtu (6/2).
Tak hanya itu, pada Kamis, China juga mendapat kiriman batch pertama dari perjanjian 160.000 ton batu bara yang diangkut melalui laut dari Afrika Selatan. Sebanyak 2.387 ton diangkut dengan kereta menuju Nanning, ibu kota daerah otonomi Guangxi Zhuang, China Selatan.
Pengiriman batu bara, yang tiba setelah perjalanan lebih dari 20 hari tersebut merupakan muatan impor pertama China dari Afrika Selatan dalam lima tahun terakhir.
Analis China yang mengikuti hubungan China-Australia berpendapat, hal ini jelas ditujukan untuk mengatasi ketergantungan China yang berlebihan pada sumber daya batu bara dan bijih besi dari Australia. Mereka juga mengatakan ini sekaligus menjadi pertanda yang kurang baik buat Australia, karena China bisa dengan mudah mencari negara alternatif pengganti.
Song Wei, seorang rekan peneliti di Akademi Perdagangan Internasional dan Kerjasama Ekonomi China, mengatakan meskipun China terlalu bergantung pada bijih besi dan batu bara Australia, pengiriman material penting dari negara-negara sumber alternatif menunjukkan kemudahan bagi China untuk menggantikan Australia sebagai sumber impornya.
"Kerja sama China dengan negara-negara berkembang, mengalami kemajuan pesat dalam beberapa tahun terakhir, dan banyak dari negara-negara ini kaya akan sumber daya alam dan berusaha mencapai pembangunan ekonomi dan pertumbuhan mereka sendiri melalui perdagangan," kata Song.
Para ahli mengatakan, meskipun mudah bagi China untuk menggantikan Australia dengan mitra dagang alternatif, tidak demikian dengan Australia. Mereka menyebut akan sulit bagi negara itu untuk mencari pasar ekspor alternatif untuk menutup kerugiannya dari pasar China.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: