Imlek tahun ini akan diarayakan oleh sebagian warga Singapura dengan kesederhaan akibat pembatasan di tengah pandemi Covid-19 yang masioh menghantui.
Gugus tugas multi-kementerian untuk penanganan Covid-19 di Singapua telah mengumumkan pada akhir Januai lalu bahwa rumah tangga hanya boleh menerima maksimal delapan pengunjung per hari mulai 26 Januari dan seterusnya.
Langkah itu diambil di tengah peningkatan kasus Covid-19 serta kemungkinan risiko penularan selama periode perayaan.
"Sedapat mungkin, orang juga hanya mengunjungi tidak lebih dari dua rumah tangga per hari," kata Menteri Pendidikan Lawrence Wong pada saat itu.
Bukan hanya itu, aturan lain yang diterapkan adalah warga Singapura tidak boleh mengucapkan kata-kata keberuntungan yang biasa selama tradisi Tahun Baru China "lohei", dan masker wajah harus dipakai selama melempar yusheng. Tradisi yusheng atau lemparan kemakmuran (prosperity toss) selalu ada di malam tahun baru Imlek.
Bukan hanya itu, Kementerian Keberlanjutan dan Lingkungan (MSE) akhir pekan ini bahwa untuk lebih menurunkan risiko penularan Covid-19, lampu jalan Tahun Baru Imlek tidak akan dinyalakan selama empat hari sebagai bagian dari langkah-langkah tambahan untuk mengurangi kerumunan orang di Chinatown.
“(Kami) hanya mengadakan makan malam reuni keluarga yang sederhana pada malam Tahun Baru Imlek dan merayakannya dengan keluarga besar kami melalui Zoom,†kata salah seorang warga Singapura yang akan merayakan Imlek, Eric Cheong.
“Perbedaannya adalah kita tidak akan mengunjungi rumah kerabat kita dan bertemu semua orang secara langsung. Biasanya kami akan mengunjungi hingga lima rumah, tetapi tujuannya adalah untuk menjaga keamanan semua orang," sambungnya, seperti dikabakan
Channel News Asia.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: