Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Lebanon Krisis Obat-obatan, Pasar Gelap Pun Bertebaran

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Senin, 08 Februari 2021, 15:08 WIB
Lebanon Krisis Obat-obatan, Pasar Gelap Pun Bertebaran
Di apotik di Lebanon, obat-obatan semakin menipis/Net
rmol news logo Lebanon mengalami masa yang kian buruk di tengah krisis kesehatan dan krisis ekonomi. Pandemi yang panjang menambah daftar derita penduduknya karena tidak adanya pasokan obat-obatan sementara rumah sakit telah begitu penuh dengan penderita Covid-19.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Penduduk yang panik dan tidak ingin tertular Covid-19 segera menyerbu apotik untuk membeli obat atau vitamin untuk bekal kekebalan tubuh mereka. Namun, nyatanya obat-obatan yang dikabarkan dapat membantu mengobati Covid-19 dan tangki oksigen saat ini menjadi barang yang sangat langka.

Orang-orang menjauhi rumah sakit yang sudah terlalu padat ketika mereka merasakan sedikit masalah dalam tubuh mereka dan pergi ke apotik daripada harus tertular di rumah sakit. Dengan janji vaksin yang entah kapan tiba, mereka mengandalkan vitamin, susu formula, dan obat-obatan yang dianggap mampu menjadi daya tahan tubuh.  

"Bahkan untuk mencari aspirin dan antibiotik, saya tidak berhasil menemukannya di apotik mana pun," ujar sakah seorang warga, Abbas, seperti dikutip dari AFP.

Abbas mengatakan dia harus membelinya dengan harga yang jauh lebih tinggi di pasar gelap. Jangankan obat-obatan ringan seperti aspirin, sampo sampo khusus yang telah dia beli selama bertahun-tahun juga tidak ada lagi di apotik.

Lebanon sudah menghadapi krisis ekonomi terburuk dalam beberapa dekade dan kekurangan dolar sebelum pandemi. Kini, fenomena pasar gelap obat-obatan terlihat merajai negeri.

Kotak-kotak obat menghilang dari rak-rak apotik. Orang-orang kemudian menjajakan  obat-obatan di pasar gelap dengan harga berkali-kali lipat.

"Orang-orang takut obat akan habis, jadi mereka menimbun cukup banyak di rumah untuk sebulan, bahkan enam bulan, sesuai dengan kemampuan mereka," ujar pemilik apotek Mazen Bissat berkata.

"Ada kekurangan obat, dan pemasok belum mengirimkan jumlah yang diminta oleh apotek," katanya.

Ketua sindikat importir obat, Karim Gebara, mengatakan permintaan aspirin melonjak. Permintaan normal biasanya 200.000 boks, tetapi saat ini 500.000 boks yang dikirimkan tetap tidak mencukupi.

Ini telah menyebabkan munculnya pasar gelap, kata Gebara, ketika orang mulai menyelundupkannya dari luar negeri, dengan satu kotak yang dijual dengan harga tinggi.

Untuk obat bersubsidi diselundupkan keluar dari Lebanon, kata Gebara. Dalam beberapa bulan terakhir, para pelancong telah dihentikan di bandara Beirut untuk mencoba terbang ke Mesir atau Irak dengan tas berisi obat-obatan bersubsidi - beberapa di antaranya ditemukan hingga ke Republik Demokratik Kongo.

"Ini adalah situasi yang mengkhawatirkan," kata Gebara. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA