Huawei Technologies Ltd., merek teknologi global pertama China, telah berada di pusat konflik antara Beijing dengan Washington terkait teknologi dan keamanan. Pejabat Amerika mengatakan, pembuat peralatan jaringan dan smartphone itu mungkin memfasilitasi mata-mata China, sebuah tuduhan yang dibantah oleh Ren dan eksekutif lainnya.
Akibat tudingan tersebut, Trump lalu memutuskan akses Huawei ke chip prosesor AS dan teknologi lain yang diperlukan untuk membuat smartphone pada 2019. Tak berhenti di situ, setahun kemudian Trump kembali memperketat pembatasan tersebut, Isinya melarang pemasok menggunakan teknologi AS untuk membuat chip Huawei yang dirancang oleh para insinyurnya sendiri.
Merujuk pada hal itu, Ren pada Selasa (9/2) mengatakan bahwa dia meragukan Biden akan mencabut sanksi AS yang menghantam penjualan smartphone mereka. Namun demikian, dia juga menyatakan keyakinannya bahwa perusahaan tersebut akan tetapampu bertahan.
"Kami masih bisa bertahan meski tanpa mengandalkan penjualan telepon," katanya seperti dikutip dari
AP, Selasa (9/2).
Meski ragu, Ren tetap berharap bahwa Biden akan mempertimbangkan chip AS dan pemasok lain yang kehilangan miliaran dolar dalam penjualan ke Huawei. Namun dia mengatakan "sangat tidak mungkin" Huawei akan dihapus dari "Daftar Entitas".
“Saya tidak akan mengatakan itu tidak mungkin, tetapi itu sangat tidak mungkin. Kami pada dasarnya tidak mempertimbangkan kemungkinan," ujarnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: