Dalam wawancara di televisi, Alavi mengatakan, negara-negara yang merekomendasikan Iranfobia kepada Amerika saat ini telah berbalik mendesak Washington untuk segera berdamai dengan Teheran.
Iran sendiri telah menunjukkan kepatuhannya terhadap komitmennya mengenai perjanjian JCPOA tetapi Amerika Serikat justru belum juga mencabut sanksinya. AS sebagai negara yang telah pergi meninggalkan perjanjian, mestinya dialah yang lebih dulu datang kembali.
"AS dan Eropa harus memahami fakta bahwa mereka tidak dapat berbicara secara arogan dengan bangsa Iran," ujar Alavi, seperti dikutip
Jerusalem Post, Selasa (9/2).
Donald Trump telah menjatuhkan sanksinya di tanah Teheran yang telah menodai citra dirinya sendiri. Perlawanan rakyat Iran membuat AS gagal meraih ambisinya.
Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif juga menyampaikan tanggapannya terkait ancaman dan tekanan dari AS dan Eropa. Iran tidak pernahmerasa gentar dan justru sebaliknya berdiri tegar sementara musuh-musuhnya gemetar.
"Rakyat Iran telah lama menghadapi perang ekonomi dan terorisme ekonomi yang diluncurkan Trump. Saat ini rakyat Iran berdiri lebih bangga daripada sebelumnya," kata Zarif.
Ia menegaskan, pemerintah AS baik yang lama maupun yang baru dan juga negara lainnya perlu mengetahui bagaimana menghadapi Iran.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: