Dalam tanggapannya yang diungkapkan pada Rabu (10/2), Netanyahu mengatakan bahwa Israel akan mempertahankan Dataran Tinggi Golan sebagai wilayah mereka, selamanya.
“Lihat, mereka mengatakan mereka sedang melihatnya - tapi saya sudah melihatnya. Sejauh yang saya ketahui, Dataran Tinggi Golan akan selamanya menjadi bagian dari Negara Israel, bagian yang berdaulat," ujar Netanyahu, seperti dikutip dari
Arab News, Rabu (10/2).
“Apa, haruskah kita mengembalikannya ke Suriah?†tambahnya, seraya mencatat perselisihan internal di musuh lama Israel tersebut. “Haruskah kita mengembalikan Golan ke situasi di mana pembantaian massal berbahaya?†ujar Netanyahu.
Blinken pada Senin (8/2) mengatakan bahwa Dataran Tinggi Golan adalah wilayah yang penting untuk keamanan Israel. Ia melihat situasi di Golan yang menghadap Israel utara dan juga berbatasan dengan Lebanon dan Yordania. Situasi itu sangat berpengaruh terhadap keamanan Israel, tetapi Israel harus berhati-hati dalam mengakui kedaulatan atas wilayah itu.
“Lain halnya jika situasinya berubah di Suriah, tetapi kta semua jauh dari situasi itu,†ujar Blinken.
Pada 2019, pemerintahan mantan Presiden Donald Trump secara resmi memberikan pengakuan AS bahwa Dataran Tinggi Golan adalah wilayah Israel. Suriah menggambarkan keputusan Trump pada saat itu sebagai 'pelanggaran mencolok' atas kedaulatannya.
Israel dan Suriah, yang secara teknis masih berperang, dipisahkan oleh perbatasan de facto di Dataran Tinggi Golan, yang diduduki Israel sejak akhir Perang Enam Hari 1967, dan mencaploknya pada 1981, sebuah langkah yang tidak diakui oleh komunitas internasional.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: