Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Bukti Keakraban Sejarah, Lebih Dari 400 Kosakata Bahasa Persia Ada Di Bahasa Indonesia

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Rabu, 10 Februari 2021, 22:40 WIB
Bukti Keakraban Sejarah, Lebih Dari 400 Kosakata Bahasa Persia Ada Di Bahasa Indonesia
Dutabesar Republik Islam Iran untuk Indonesia Dr. Mohammad Kh. H. Azad dalam pesan video HUT ke-42 Revolusi Islam Iran dan pendirian Republik Islam Iran/Net
rmol news logo Indonesia dan Iran memiliki hubungan sejarah yang kuat dan mengakar.

Meski secara diplomatik, hubungan kedua negara baru dijalin usai Perang Dunia Kedua, tepatnya pada tahun 1950, namun hubungan Iran dan Indonesia pada kenyataannya sudah terjalin jauh lebih lama dari itu.

"Iran dan Indonesia sebagai dua negara penting yang berada di belahan barat dan timur Asia memiliki hubungan yang begitu bersejarah dan berakar sejak berabad-abad yang lalu," ujar Dutabesar Republik Islam Iran untuk Indonesia Dr. Mohammad Kh. H. Azad dalam pesan video HUT ke-42 Revolusi Islam Iran dan pendirian Republik Islam Iran (Rabu, 10/2).

Dia menjelaskan bahwa Iran kuno sejak satu abad sebelum masehi bahkan hingga abad ke-20 masehi memiliki hubungan perdagangan dan budaya yang kuat dengan masyarakat di nusantara.

"Bukti kedekatan ini adalah hadirnya lebih dari 400 kosakata bahasa Persia dalam bahasa Indonesia," jelasnya dengan menggunakan bahasa Indonesia.

Di antara kosakata itu adalah pahlawan, istana, dewan, kyai, gusti, saudagar, nahkoda, bandar, syahbandar dan kismis.

Sementara itu, secara diplomatik, hubungan kedua negara yang telah terjadi lebih dari 70 tahun terakhir kerap diliputi oleh kerjasama.

"Selama ini hubungan kedua negara tumbuh dalamm berbagai dimensi ekonomi, politik dan budaya," jelasnya.

Meski 70 tahun perayaan hubungan diplomatik kedua negara. telah dirayakan tahun 2020 lalu, namun dia berharap bahwa dalam 70 tahun ke depan, hubungan Iran dan Indonesia akan semakin meluas dalam hal kerjasama di berbagai bidang.

"Karena abad ke-21 adalah abad Asia," tekan Dubes Azad.

Dia pun mengutip sebuah pantun.

"Papan lama terpecah belah. Anak menangis meminta bola. Jangan menyerah jangan kalah. Semangat kita selalu menyala," tutupnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA