Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Belum Ada Percakapan Hangat Antara Biden-Netanyahu, Pertanda AS Berhenti Dukung Israel?

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Kamis, 11 Februari 2021, 08:00 WIB
Belum Ada Percakapan Hangat Antara Biden-Netanyahu, Pertanda AS Berhenti Dukung Israel?
PM Israel, Benjamin Netanyahu/Net
RMOL  Sudah tiga pekan Joe Biden dilantik sebagai presiden Amerika Serikat. Namun, dering telepon dari Gedung Putih belum juga terdengar di kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Tidak ada agenda percakapan apalagi kunjungan. Sebagai sekutu yang dimanjakan pemerintahan AS sebelumnya, jelas ini sangat mengherankan.

Para pengamat dan politikus melihat Netanyahu bagai seseorang yang sedang berdiri di sudut menanti giliran, sementara teman-teman lainnya telah berbaris di paling depan dalam percakapan hangat dengan presiden AS yang baru.

AS adalah kawan terbaik Israel dalam menghadapi ambisi Iran. Beberapa pengamat mulai mengkhawatirkan kondisi ini, sementara di minggu pertama tugasnya Biden telah melakukan percakapan telepon dengan  delapan kepala negara, di antaranya Kanada, Meksiko, Inggris, Prancis, Jerman, NATO, Rusia, dan Jepang. Ada dengan antara Biden dan Netanyahu?

Panggilan telepon Biden kepada para pemimpin asing selama minggu pertamanya menjabat itu menunjukkan fokus pada masalah yang paling mendesak. Imigrasi dan perdagangan (Meksiko, Kanada), menopang aliansi NATO melawan Rusia (Inggris, Prancis, Jerman, sekretaris jenderal NATO, Rusia ), dan mengirim sinyal ke China dan Korea Utara, dengan panggilan ke Korea Selatan dan Australia.

Seorang sumber diplomatik Israel mengatakan kepada Al-Monitor bisa saja 'tak ada panggilan telepon' itu adalah hal yang tidak disengaja karena mungkin ada fokus yang harus dikerjakan segera.

“Orang Amerika saat ini tidak benar-benar fokus pada Netanyahu dan segala urusannya. Mereka sedang berurusan dengan hal lain. Mungkin saja Biden sedang tidak ingin memberikan 'keuntungan elektoral' kepada Netanyahu menjelang pemilihan umum Israel. Bagaimanapun, Biden sepenuhnya menyadari dengan siapa dia berurusan dan tahu bagaimana kantor Netanyahu akan melakukan panggilan telepon pertama di antara mereka," kata sumber itu.

Namun, beberapa pengamat mengingatkan bahwa 'belum ada panggilan telepon dari Biden; jangan diangga sebagai hal sepele, melainkan sebuah 'penghinaan kecil' walau memang tidak membahayakan diplomatik.

Israel ternyata tidak berada pada agenda penting seorang Biden di minggu pertamanya.

Shimrit Meir, seorang analis dan komentator Israel, mengatakan, orang-orang Israel sendiri tidak memperhatikan soal 'tidak ada telepon dari Biden untuk Netanyahu sampai hari ini'. Israel sedang memiliki banyak masalah besar di dalam negeri yang membuat masalah itu luput dari perhatian mereka. Pandemi, vaksinasi, pelanggaran Haredi dan komunitas Arab terhadap pembatasan yang diberlakukan oleh virus corona, dan pemilihan umum.

"Tapi pada akhirnya menjadi penting untuk dibahas jika ternyata Biden telah melakukan panggilan telepon terhadap pemimpin Timur Tengah lainnya dan melewatkan Netanyahu," ujar Meir, seperti dikutip dari Time of Israel.

Netanyahu sendiri terlihat tidak terlalu peduli akan measalah itu. Pekan lalu dalam pidatonya dia mengatakan bahwa ia berharap Biden segera meneleponnya. Netanyahu juga menambahkan bahwa Biden telah  menelepon para pemimpin dunia 'sesuai dengan keinginannya sendiri', dan memperkirakan bahwa Biden akan segera menghubunginya dan mereka akan bicara saat jadwal Biden telah mulai terarah ke pemimpin Timur Tengah.

Banyak pengamat yang mengatakan bahwa Netanyahu hanya menghibur dirinya.

"Saya menafsirkannya sebagai ketidaksenangan yang sangat jelas," Dani Dayan, mantan konsul jenderal Israel di New York, mengatakan hal itu dalam pandangannya. Dayan saat ini sedang mencalonkan diri untuk Knesset bersama partai New Hope.

Netanyahu dan Biden tidak memulai hubungan dengan catatan yang bersih, menurut Dayan, mengingat hubungan yang sempat membeku antara Netanyahu dengan Obama. Ia berharap kekecewaan Netanyahu tidak berdampak kepada hubungan politik kedua negara.

"Tidak adanya telepon dari Biden' juga bisa membahayakan jika dibaca oleh aktor jahat. Mereka bisa saja menciptakan narasi yang merugikan," ujar Danielle Pletka, seorang rekan senior dalam studi kebijakan luar negeri dan pertahanan di American Enterprise Institute, lembaga pemikir Washington yang konservatif.

“Tidak jelas mengapa Presiden Biden ingin memberi sinyal kepada semua musuh Israel bahwa Amerika Serikat tidak mendukung (lagi) sekutu terpentingnya kita di Timur Tengah,” ujar Pletka. Ia menegaskan 'tidak ada telepon dari Biden' itu sangat 'tidak pantas, aneh, dan kekanakan.'

Hubungan Netanyahu dan Biden memang sangat hangat dan ramah di masa empat tahun lalu di bawah pemerintahan Obama. Namun, saat ini, di bawah kemenangan Demokrat, Netanyahu tidak percaya satu kata pun yang diucapkan orang Amerika.

Netanyahu meyakini, sebagian besar penunjukan kebijakan luar negeri utama Biden tidak memberi pertanda baik bagi Israel. Banyak dari mereka bertugas di pemerintahan Obama dan terlibat dalam apa yang dia anggap sebagai perjanjian nuklir yang membawa bencana dengan Iran. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA