Tokyo Electric Power pada Minggu (14/2) mengatakan, air limbah yang tumpah tersebut tidak menyebabkan perubahan besar pada tingkat radiasi di daerah tersebut, seperti dikutip
Japan Times.
Tumpahan sendiri terjadi di PLTN Fukushima dan terbatas di dalam gedung.
Sementara itu, PLTN Tokai No. 2 yang dikembangkan oleh Japan Atomic Power di Desa Tokai, Prefektur Ibaraki dan PLTN Onagawa milik Tohoku Electric Power di Prefektur Miyagi tidak mengalami kelainan.
Perdana Menteri Jepang, Yoshihide Suga mengatakan gempa tidak merusak fasilitas PLTN seperti yang terjadi pada gempa dan tsunami Maret 2011.
Pada 11 Maret 2011, PLTN di Fukushima mengalami kerusakan parah setelah diguncang gempa berkekuatan 9,0 magnitudo. Akibatnya sekitar 160 ribu orang mengungsi di Prefektur Fukushima.
Jepang awalnya berencana untuk mulai membuang puing-puing bahan bakar yang meleleh akibat gempa pada 2021, namun ditunda hingga 2022 karena pandemi Covid-19.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: