Dalam pernyataannya mengenang peristiwa berdarah penembakan sekolah Parkland yang terjadi pada 14 Februari 2018 lalu, Biden mengungkapkan kesedihan sekaligus keprihatinannya dan tidak ingin peristiwa yang sama terulang.
Ia juga menegaskan kepada Kongres untuk mewajibkan pemeriksaan latar belakang pada semua penjualan senjata dan melarang senjata serbu.
“Pemerintah ini tidak akan menunggu penembakan massal berikutnya untuk mengindahkan seruan itu. Kami akan mengambil tindakan untuk mengakhiri wabah kekerasan senjata kami dan membuat sekolah dan komunitas kami lebih aman,†kata Biden, Minggu (14/5), sperti dikutip dari
AFP.
Tidak ada waktu untuk menunggu, kata presiden. Negara berhutang kepada semua yang telah kehilangan nyawa dan berjanji akan membuat perubahan.
"Sekaranglah waktunya untuk bertindak,' ujar Biden.
Seluruh Amerika Serikat berduka dalam peringatan peristiwa mengerikan dan memilukan itu. Terutama masyarakat Florida. Sebanyak 17 siswa meninggal dalam pembantaian penembakan sekolah Parkland tiga tahun lalu.
"Dalam hitungan detik, kehidupan puluhan keluarga, dan kehidupan komunitas Amerika, berubah selamanya," kata Biden.
“Hari ini, kami turut berduka cita dengan komunitas Parkland. Kami berduka atas semua yang kehilangan orang yang dicintai karena kekerasan senjata. Selama tiga tahun ini, keluarga Parkland telah mengajari kita semua sesuatu yang mendalam,†lanjut presiden.
Bendera diturunkan setengah tiang di penjuru Florida. Gubernur Ron DeSantis juga memerintahkan agar semua mengheningkan cipta untuk korban yang tewas.
“Masyarakat Parkland tangguh di tengah tragedi, mengingatkan kami betapa kuat dan bersatunya warga Florida dalam menghadapi tragedi ini," kata DeSantis.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: