"Hukum yang ada di Tiongkok melindungi kebebasan individu dan kebebasan komunikasi," isi pernyataan kedutaan China, seperti dikutip dari
Timeturk, Rabu (17/2).
Kedutaan meminta semua orang-orang Uighur yang tidak dapat menghubungi kerabat mereka di Turkistan Timur, juga dikenal sebagai Daerah Otonomi Uyghur Xinjiang di Tiongkok, untuk mencari bantuan dari staf diplomatik. Alih-alih mengeluarkan klaim tidak berdasar, sebaiknya mereka mendapatkan informasi dari pihak berwenang di kantor perwakilan.
"Konsulat telah memberikan bantuan kepada banyak orang Uighur di Turki maupun Ugihur di Xinjiang yang menghadapi kesulitan komunikasi," ujar kedutaan. Menambahkan agar tidak segera mempercayai klaim-klaim tidak berdasar dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Kedutaan menduga para demonstran, yang berkumpul dalam beberapa pekan terakhir di luar kantor kedutaan China, telah dihasut oleh pasukan anti-China.
Warga Uighur yang berada di Turki melakukan aksi di luar gedung kedutaan China selama berhari-hari menanyakan kabar keluarga.
Dalam protes tersebut, puluhan warga Uighur mengeluh karena tidak mendengar kabar dari anggota keluarga mereka selama bertahun-tahun karena dugaan kampanye sistematis Beijing yang melibatkan pengurungan anggota etnis minoritas di kamp konsentrasi dan kamp kerja paksa di China.
Anggota kelompok minoritas di Istanbul dan Ankara telah meminta dunia untuk berbicara menentang apa yang mereka sebut kejahatan terhadap kemanusiaan dan mengambil tindakan untuk menghentikan penganiayaan terhadap orang Uighur.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: