Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg mengumumkan penambahan pasukan tersebut saat melakukan konferensi pers pada Kamis (18/2). Ia menyebut pengerahan pasukan tambahan diperlukan untuk memerangi terorisme dan memastikan agar ISIS tidak kembali.
"Kegiatan pelatihan sekarang akan mencakup lebih banyak lembaga keamanan Irak, dan daerah di luar Baghdad," ujar Stoltenberg, seperti dikutip
Sputnik.
Menurut Stoltenberg, peningkatan jumlah pasukan NATO di Irak dilakukan berdasarkan kondisi dan permintaan pemerintah setempat. Ia juga telah melakukan pembicaraan dengan Perdana Menteri Irak Mustafa Al-Kadhimi pada pekan ini untuk memastikan konsultasi penuh dengan otoritas.
"Misi kami adalah atas permintaan pemerintah Irak. Itu dilakukan dengan penuh penghormatan terhadap kedaulatan dan keutuhan wilayah Irak," jelasnya.
Pengumuman penambahan pasukan NATO dilakukan setelah pada Januari 2020, parlemen Irak sendiri telah menuntut Amerika Serikat (AS) agar menarik militernya.
Bulan lalu, militan ISIS dilaporkan telah meledakkan pasar Baghdad yang menewaskan 32 orang dan melukai lebih dari 100 lainnya.
Tetapi
Washington Post baru-baru ini mewartakan bahwa pasukan Irak telah menangkap 350 tersangka pejuang ISIS dalam enam bulan terakhir.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: