Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Prihatin, Menlu Heiko Maas Sebut Rasisme Telah Menjadi Masalah Sehari-hari Di Jerman

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Sabtu, 20 Februari 2021, 09:22 WIB
Prihatin, Menlu Heiko Maas Sebut Rasisme Telah Menjadi Masalah Sehari-hari Di Jerman
Menteri Luar Negeri Jerman, Heiko Maas/Net
rmol news logo Menteri Luar Negeri Jerman, Heiko Maas mengatakan bahwa untuk memerangi rasisme dibutuhkan peran aktif dari seluruh anggota masyarakat, mengingat hal itu telah menjadi masalah dalam kehidupan sehari-hari di negaranya.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Ia mengatakan hal itu saat memberi penghormatan kepada para korban serangan teror sayap kanan di kota Hanau barat tahun lalu, di akun Twitternya pada Jumat (19/2).

“Fatih, Ferhat, Gokhan, Hamzah, Kaloyan, Mercedes, Nesar, Sedat, dan Vili. Sembilan nama. Sembilan orang. Mereka tercabut dari kehidupan setahun yang lalu di Hanau. Karena rasisme telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari di daerah kami. Karena (rasisme) menghancurkan kehidupan. Karena (rasisme) membunuh," cuitnya, seperti dikutip dari AFP.

Para korban berlatar belakang imigran dibunuh oleh seorang ekstrimis sayap kanan Jerman yang menyerang dua kafe di Hanau pada 19 Februari 2020.

 Maas mengatakan serangan ini tidak mengejutkan, karena negara itu menyaksikan meningkatnya rasisme dan xenofobia dalam beberapa tahun terakhir, yang dipicu oleh propaganda neo-Nazi dan partai sayap kanan Alternatif untuk Jerman.

"Ada lebih dari 33.000 ekstremis sayap kanan di Jerman, 13.000 di antaranya bersedia menggunakan kekerasan, dan tren ini meningkat," katanya, merujuk pada laporan terbaru BfV, badan intelijen domestik negara itu.

Maas juga mengatakan banyak imigran masih menghadapi diskriminasi dalam kehidupan sehari-hari, di tempat kerja, di sekolah, atau dalam hubungannya dengan lembaga dan otoritas publik.

Politisi Sosial Demokrat itu menggarisbawahi tekad pemerintah untuk memerangi segala bentuk diskriminasi, rasisme, dan ekstremisme sayap kanan dengan berbagai langkah konkret.

"Mari kita bahas rasisme struktural dan usir dari tengah-tengah kita! Studi tentang ekstremisme, anti-Semitisme, dan rasisme dalam polisi yang diadopsi oleh Pemerintah Federal hanyalah langkah pertama di sini," katanya.

Sejak 1989, sedikitnya 184 orang telah dibunuh di Jerman oleh ekstrimis sayap kanan dan kelompok neo-Nazi, dengan lebih dari 50 korban menjadi anggota komunitas Turki. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA