Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Dubes China Untuk Jerman: Perwakilan Eropa Sudah Diundang Ke Xinjiang, Tapi Belum Ada Tanggapan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Sabtu, 20 Februari 2021, 14:54 WIB
Dubes China Untuk Jerman: Perwakilan Eropa Sudah Diundang Ke Xinjiang, Tapi Belum Ada Tanggapan
Duta Besar China untuk Jerman Wu Ken/Net
rmol news logo Duta Besar China untuk Jerman Wu Ken mengatakan bahwa pihaknya telah mengundang Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia untuk berkunjung ke Xinjiang. Namun sejak disampaikan, belum ada tanggapan yang diberikan oleh perwakilan Uni Eropa atas undangan tersebut.

Hal itu disampaikan oleh Duta Besar Wu saat dirinya melakukan wawancara dengan majalah bisnis Jerman Wirtschafts Woche.

“China telah mengeluarkan undangan ke Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia dan pembicaraan tentang rincian kunjungan sedang diadakan. Perwakilan dari UE telah diundang sejak lama, tetapi mereka belum menjawab,” kata Wu, seperti dikutip dari Global Times, Sabtu (20/2).

Dalam wawancara tersebut, Wu juga mengatakan bahwa China menyambut orang asing untuk mengunjungi Xinjiang  dan belajar tentang seperti apa sebenarnya wilayah otonomi tersebut, alih-alih hanya mendengar info dari politisi anti-China di Barat.

“Tiongkok menyambut orang asing untuk mengunjungi Daerah Otonomi Xinjiang Uighur Tiongkok Barat Laut dan mempelajari Xinjiang yang sebenarnya, mengingat bahwa beberapa politisi anti-Tiongkok di Barat menyebarkan kebohongan tentang Xinjiang,” ujarnya, seperti dikutip dari GT, Sabtu (20/2).

Wu juga menyinggung bagaimana media Barat selalu menyimpulkan bahwa Beijing berbuat sesuatu yang buruk terhadap etnis Uighur di Xinjiang.

“Tidak peduli apa yang dilakukan pemerintah China, beberapa laporan media Barat dengan cepat menyimpulkan bahwa Beijing terlibat dalam penindasan terhadap orang-orang Uygur di Xinjiang,” katanya.

Wu menekankan bahwa apa yang disebut ‘kerja paksa’ adalah label yang diciptakan oleh pasukan anti-China di Barat untuk mencoreng China, dan sebenarnya memang tidak ada yang disebut ‘kamp pendidikan ulang’ di Xinjiang.

“Pusat pelatihan kejuruan yang didirikan secara resmi di China, yang intinya tidak memiliki perbedaan dari ‘pusat anti-ekstremisme’ di Prancis dan pusat koreksi komunitas di AS,” kata Wu, sambil mencatat bahwa lembaga-lembaga ini adalah upaya yang bermanfaat untuk mencegah terorisme dan deradikalisasi orang.

“Tindakan tersebut telah sangat memperbaiki situasi di Xinjiang. Tidak ada serangan teroris selama empat tahun pada tahun 2019, dan peserta kursus di pusat pelatihan kejuruan telah lulus dan mendapatkan pekerjaan,” ujarnya.

Wu menambahkan bahwa banyak kritikus di Barat sebenarnya tidak pernah ke pusat pelatihan kejuruan Xinjiang. Dia mengatakan jika mereka berkomunikasi langsung, bisa dipastikan mereka akan sampai pada kesimpulan yang berbeda dari saat ini.

“Komunikasi langsung dengan kelompok etnis lokal di China pasti akan mengarah pada kesimpulan yang berbeda dari apa yang ‘para aktor’ anti-China ingin percayai oleh publik internasional,” kata Wu.

Wu kembali mengingatkan, bahwa lebih dari 1.200 diplomat, jurnalis, dan tokoh agama dari lebih dari 100 negara telah mengunjungi Xinjiang dalam beberapa tahun terakhir. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA