Dalam sebuah pernyataan, militer Irak menyebut satu orang yang bekerja di perusahaan kontraktor pesawat tempur Amerika Serikat (AS) terluka akibat serangan tersebut.
Jurubicara pemerintah provinsi Salah Al-Din, Jamal Akab mengatakan, roket tersebut mendarat di area terbuka di dekat pangkalan.
Dimuat
Al Jazeera, belum ada kelompok atau pihak yang mengklaim serangan tersebut.
Pekan lalu, satu kontraktor sipil asing tewas dan sembilan lainnya terluka dalam serangan beberapa rudal di pangkalan militer di dalam bandara Erbil.
Serangan tersebut diklaim oleh kelompok militan Awliya al-Dam atau Penjaga Darah. Kelompok yang tidak begitu dikenal itu disebut memiliki afiliasi dengan Pasukan Mobilisasi Populer (PMF) untuk melawan ISIS.
Sementara itu, pada Januari 2020, pangkalan al-Balad juga diserang oleh delapan roket Katyusha, melukai empat anggota angkatan udara Irak, termasuk dua perwira.
Perusahaan pertahanan AS, Sallyport, memiliki kantor pusat di dalam pangkalan tersebut. Perusahaan saat ini memiliki 46 personel untuk mendukung program F-16 Irak sesuai kontrak.
Sebelumnya NATO telah mengumumkan untuk meningkatkan pasukannya dari 500 menjadi 4.000 karena kemungkinan kebangkitan ISIS.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: