Dalam pernyataan yang disiarkan di televisi pada Sabtu (20/2), Erdogan mengatakan Ankara ingin meningkatkan kerja sama jangka panjang dengan Washington atas dasar
win-win.
"Dari Turki, kami yakin kepentingan bersama dengan Amerika Serikat jauh lebih besar daripada perbedaan pendapat kami," ujar Erdogan, seperti dikutip
Sputnik.
"Turki akan terus melakukan bagiannya dengan cara yang layak untuk hubungan kemitraan strategis antara kedua negara," tambahnya.
Lebih lanjut, Erdogan mengatakan hubungan Turki dan AS telah uji dengan serius baru-baru ini.
Dalam beberapa tahun terakhir, terjadi beberapa perselisihan antara Ankara dan Washington, khususnya terkait pembelian Turki atas sistem pertahanan udara Rusia, S-400.
Pada Juli 2019, pemerintah AS mengumumkan bahwa mereka menangguhkan partisipasi Turki dalam program F-35 karena pembelian sistem S-400. Kemudian pada Desember 2020, AS juga menjatuhkan sanksi kepada Presidensi Industri Pertahanan Turki di bawah Undang-Undang Penentang Musuh Amerika Melalui Sanksi (CAATSA).
Tetapi baru-baru ini media melaporkan bahwa Ankara telah menyewa firma hukum yang berbasis di Washington, Arnold & Porter, untuk melobi AS guna kembali ke program jet F-35.
Selain terkait S-400, keduanya juga memiliki pandangan berbeda terkait Kurdi dan penolakan AS untuk mengekstradisi ulama Fethullah Gulen yang dituding terlibat dalam kudeta Turki pada 2016.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: