Presiden Azerbaijan bahkan mengatakan bahwa situasi di negara bekas musuhnya itu belum pernah terlihat seburuk itu.
“Armenia tidak pernah berada dalam situasi yang begitu menyedihkan," kata Presiden Ilham Aliyev, seperti dikutip
News Arm yang mengutip
RIA Novosti, Jumat (26/2).
Menurutnya, kekacauan sebuah negara timbul dari sikap para pemimpinnya. Apa yang terjadi saat ini adalah ulah pemimpin yang menyeret situasi ke dalam konflik dalam negeri mereka sendiri. Ia menyebut kepemimpinan era Kocharyan dan Sargsyan sebagai contoh.
"Para pemimpin merekalah yang menempatkan mereka pada posisi ini, juga para pemimpin junta (militer) yang memerintah Armenia selama 20 tahun, (seperti) junta Kocharyan dan Sargsyan, serta sesudah mereka,†katanya.
Negara bekas pendudukan republik Soviet yang saat ini bisa dikatakan sebagai negara miskin itu semakin terseret dalam krisis politik baru yang terjadi hanya beberapa bulan setelah pasukannya kalah perang dengan Azerbaijan.
Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan menghadapi desakan mundur sejak ditandatanganinya pakta genjatan senjata antara Armenia dan Azerbaijan. Sejak Nopember, situasi di Armenia tidak menjadi lebih baik di tengah upaya pemerintah menstabilkan situasi negara itu pasca perang.
Bukan hanya massa yang mendesaknya mundur, tetapi juga tentara dan polisi.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: