Wakil Direktur Gamaleya Center di Rusia, Denis Logunov mengungkap, Sputnik V masih berfungsi sangat efektif untuk melawan berbagai varian virus corona, termasuk varian Inggris dan Afrika Selatan yang dikenal memiliki tingkat infeksi lebih tinggi.
"Sebuah studi baru-baru ini yang dilakukan oleh Gamaleya Center di Rusia menunjukkan bahwa vaksinasi ulang dengan vaksin Sputnik V bekerja sangat baik melawan mutasi virus corona baru, termasuk jenis virus corona Inggris dan Afrika Selatan," kata Logunov, seperti dikutip
Reuters, Sabtu (27/2).
Hingga saat ini belum ada rincian mengenai penelitian tersebut. Hasil uji coba sendiri baru akan dipublikasikan segera.
Namun dijelaskan bahwa suntikan vektor, menggunakan virus modifikasi yang tidak berbahaya sebagai kendaraan, atau vektor, untuk membawa informasi genetik yang membantu tubuh dapat membangun kekebalan terhadap infeksi di masa mendatang.
Namun beberapa ilmuwan khawatir bahwa tubuh juga akan mengembangkan kekebalan terhadap vektor itu sendiri, dengan mengakuinya sebagai penyusup dan mencoba menghancurkannya.
Logunov sendiri tidak setuju jika Sputnik V akan menimbulkan masalah jangka panjang.
"Kami percaya bahwa vaksin berbasis vektor sebenarnya lebih baik untuk vaksinasi ulang di masa depan daripada vaksin berbasis platform lain," tekan Logunov.
Bahkan ia menyebut antibodi spesifik untuk vektor yang digunakan telah berkurang paling cepat 56 hari setelah vaksinasi. Itu didasarkan pada uji coba vaksin Ebola yang sebelumnya dikembangkan dengan teknologi yang sama oleh Gamaleya.
Bulan lalu, Presiden Vladimir Putin memerintahkan peninjauan pada Sputnik V untuk efektivitasnya terhadap varian baru yang menyebar di berbagai belahan dunia.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: