Presiden Rodrigo Duterte, yang pemerintahannya dikecam karena penundaan pengadaan vaksin, mengawasi langsung pengiriman dosis di pangkalan udara militer.
Menurut rencana, pejabat tinggi pemerintah dan petugas kesehatan akan menjadi yang pertama menerima suntikan vaksin CoronaVac tersebut pada Senin (1/3), hanya beberapa hari setelah regulator obat menyetujui penggunaan darurat vaksin buatan China tersebut.
Selain pekerja rumah sakit, militer juga akan menerima 100.000 dosis Sinovac. Anggota angkatan bersenjata Filipina diharuskan melakukan vaksinasi dan mereka yang menolak dapat dihukum.
Sebenarnya, regulator tidak merekomendasikan CoronaVac untuk petugas kesehatan karena kemanjurannya yang relatif rendah.
Sebuah kelompok penasihat pemerintah Filipina kemudian mengizinkannya untuk ditawarkan kepada mereka yang bersedia menerimanya, tetapi banyak perawat dan dokter enggan dan memilih untuk menunggu vaksin lain.
“Di Rumah Sakit Umum Filipina, salah satu fasilitas utama negara yang merawat pasien Covid-19, hanya 10 persen staf yang bersedia diinokulasi dengan vaksin buatan China,†kata juru bicara Jonas Del Rosario, seperti dikutip dari
AFP, Minggu (28/2).
“Jauh dari 94 persen yang mendaftar untuk mengambil suntikan Pfizer-BioNTech,†kata Del Rosario, yang juga memilih untuk tidak melakukan suntikan CoronaVac.
Jika tak ada halangan, Filipina juga akan mendapat kiriman sekitar 525.000 dosis suntikan AstraZeneca yang akan tiba pada Senin (1/3), sebagai bagian dari program inokulasi global COVAX dan juga akan ditawarkan kepada petugas kesehatan.
Peluncuran vaksinasi terjadi di tengah jumlah infeksi baru setiap hari di Filipina mencapai tertinggi empat bulan. Lebih dari 570.000 kasus telah dikonfirmasi, termasuk lebih dari 12.000 kematian.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: