Para ahli Prancis menyikapi pembicaraan yang telah dilakukan Presiden China Xi Jinping dan Presiden Emmanuel Macron.
Dalam percakapan via telepon pada Kamis (25/2), Xi mengatakan kedua negara harus memperkuat rasa saling percaya, menghormati dan mengakomodasi dengan sungguh-sungguh kepentingan satu sama lain, dan secara efektif menerapkan perjanjian kerja sama mereka.
“Dengan berbagai tantangan global, termasuk di bidang kesehatan, iklim, keamanan, ekonomi berkelanjutan, populisme, dan sumber daya alam, merupakan tanggung jawab Uni Eropa (UE), termasuk Prancis, dan China untuk berkoordinasi, berkolaborasi, dan bersatu demi kebaikan umat manusia,†kata Leon Laulusa, wakil presiden eksekutif ESCP Business School yang berbasis di Paris, seperti dikutip dari Xinhua, Minggu (28/2).
Menurutnya, perjanjian investasi UE-China, yang disebutkan oleh kedua kepala negara selama percakapan itu, merupakan langkah maju yang besar.
China dan UE [ada akhir tahun lalu mengumumkan penyelesaian negosiasi perjanjian investasi China-UE. Dalam pembicaraannya dengan Macron, Xi kembali menyerukan upaya bersama untuk menegakkan perjanjian itu sejak dini.
"Pemberlakuan perjanjian itu memungkinkan kami memperluas akses timbal balik ke pasar masing-masing. Ini adalah kondisi persaingan yang lebih adil, dan penguatan proyek pembangunan berkelanjutan yang penting bagi planet kita,†kata Laulusa. Menambahkan, penerapan perjanjian akan menonjolkan terciptanya model pembangunan baru yang lebih adil dan berkelanjutan.
Sementara, Lyazid Benhami, pendiri Mulan Road, sebuah badan komunikasi yang berspesialisasi dalam hubungan Prancis-China, mengatakan bahwa perjanjian investasi UE-China menandai tonggak penting.
Ia juga mengatakan bahwa kesepakatan itu harus segera diratifikasi sehingga pengusaha Eropa dan China akan memanfaatkan kesempatan untuk saling menguntungkan.
Dalam percakapannya dengan Macron, Xi juga menekankan bahwa sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB, China dan Prancis harus terus memperjuangkan multilateralisme.
Menanggapi hal tersebut, Benhami mengatakan bahwa Prancis dan China, sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB, memang sudah seharusnya menjadi mitra untuk menyelesaikan konflik internasional.
Prancis dan China memang harus berbagi tanggung jawab khusus di banyak bidang.
“Kerja sama kita di bidang penelitian sangat penting dalam beberapa tahun terakhir, terutama dalam mendirikan laboratorium mutakhir. Itu harus diperkuat,†ujar Benhami.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: