Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Dikeroyok Soal Isu Xinjiang, China Siap Balas Dengan Rilis Laporan Pelanggaran HAM AS

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Selasa, 02 Maret 2021, 06:45 WIB
Dikeroyok Soal Isu Xinjiang, China Siap Balas Dengan Rilis Laporan Pelanggaran HAM AS
Ilustrasi/Net
rmol news logo Penyerangan serentak negara-neraga barat kepada China yang dikomandoi AS terkait sejumlah isu pelanggaran Hak Asasi Manusia, membuat China tidak ingin tinggal diam. Dalam waktu dekat, Beijing akan segera merilis laporan lengkap tentang pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi di AS sepanjang 2020.

Menurut pernyataan resmi dari Kantor Informasi Dewan Negara pada Senin (1/3), laporan berjudul 'The Report on Human Rights Violations in the United States in 2020' tersebut akan mengungkapkan kegagalan upaya anti-epidemi Washington dalam setahun terakhir yang telah memperburuk perpecahan sosial, kekacauan politik, dan diskriminasi rasial.

Rilis laporan tahun 2020 itu datang di tengah sesi ke-46 Dewan Hak Asasi Manusia PBB yang sedang berlangsung, di mana dalam sesi itu China mendapat tuduhan dari beberapa negara Barat tentang pelanggaran HAM di Xinjiang.

Kantor berita Xinhua melaporkan, dokumen berisi 15.000 karakter Tionghoa tersebut akan merinci fakta-fakta antara lain, tentang penanganan pandemi Washington yang tidak kompeten yang mengarah pada hasil yang tragis, kekacauan demokrasi Amerika yang memicu kekacauan politik, etnis minoritas menderita diskriminasi rasial, kerusuhan sosial berkelanjutan yang mengancam keamanan publik, meningkatnya polarisasi antara yang kaya dan yang miskin, dan pemerintahan AS yang menginjak-injak aturan internasional yang mengakibatkan bencana kemanusiaan.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin mengatakan pada briefing media hari Senin (1/3) bahwa China berharap AS segera meninggalkan standar ganda mereka.

"Kami berharap AS akan meninggalkan standar ganda, dan menghadapi masalah hak asasi manusia yang serius seperti rasisme dan penegakan hukum yang kejam, dan mengambil tindakan konkret untuk melindungi hak asasi manusia," ujarnya, seperti dikutip dari Global Times, Senin (1/3).

Peneliti di Akademi Ilmu Sosial China di Beijing, Lu Xiang, mengatakan bahwa pelanggaran hak asasi manusia di AS adalah sesuatu yang serius.

"Penanganan pandemi Covid-19 yang buruk di AS menyebabkan lebih dari 500.000 kematian, jauh lebih besar daripada negara lain di seluruh dunia. Tragedi semacam ini justru terjadi di negara seperti AS, yang memiliki  - kekuatan super dengan teknologi medis paling maju di dunia. Ini adalah kesalahan!" ujarnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA