Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Para Menteri Israel Berdebat Tentang Rencana Pembukaan Kembali Bandara Jelang Pemilihan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Selasa, 02 Maret 2021, 14:15 WIB
Para Menteri Israel Berdebat Tentang Rencana Pembukaan Kembali Bandara Jelang Pemilihan
Bandara Ben-Gurion nyaris kosong saat pandemi Covid-19/Net
rmol news logo Para menteri di Israel berencana mengaktifkan lagi bandara Ben-Gurion secara bertahap. Dalam rapat parlemen Selasa (2/3), pejabat membahas rencana pembukaan menjelang pemilihan umum yang akan berlangsung pada akhir bulan ini. Namun, rencana itu melahirkan perdebatan.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Di tengah pendemi yang belum juga mereda, Israel berupaya memperketat aturan pergerakan, salah satunya dengan membatasi perjalanan dan menutup Bandara Ben-Gurion.  

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan dia sedang membentuk satuan tugas antar kementerian khusus, yang bersama dengan Dewan Keamanan Nasional akan menuntaskan rencana untuk meringankan pembatasan perjalanan internasional terkait pandemi Covid-19.

Satgas terdiri dari perwakilan kementerian kesehatan, transportasi, pertahanan, keamanan publik, keuangan, dan dalam negeri, bersama dengan jaksa agung, menurut Netanyahu, seperti dikutip dari Times of Israel, Selasa (2/3).

Menteri Transportasi Miri Regev dalam rapat Senin telah menyampaikan rencana itu kepada kabinet di mana semua orang Israel di luar negeri akan diizinkan kembali ke Israel untuk memberikan suara dalam pemilihan. Ini menimbulkan debat dari beberapa pejabat mengenai kembalinya orang Israel yang ada di luar di saat-saat seperti ini.

"Kami memiliki kendala dalam pemilihan, di antaranya ada banyak yang akan mencoba memanfaatkan (situasi) ini dan ingin memasuki negara ini, meskipun (telah bertahun-tahun) pusat kehidupan mereka bukan di Israel," kata Netanyahu pada rapat Senin malam, menurut bocoran sebuah media dari rapat kabinet.

Netanyahu mengacu pada pemilihan 23 Maret mendatang, pemilihan nasional keempat yang dilakukan hanya dalam dua tahun. Israel tidak mengizinkan pemungutan suara tanpa kehadiran penduduknya, kecuali para diplomat yang ditempatkan di luar negeri.

Banyakyang harus disipakn, di antaranya tempat karantina. Warga Israel yang tinggal di luar negeri dan akan datang pada saat pemilihan, dia harus melakukan vaksinasi terlebih dulu. Jika tidak, dia akan dipaksa mengisolasi diri di hotel-hotel yang dikelola negara atau karantina di rumah dengan gelang elektronik

Menteri Imigrasi Pnina Tamano-Shata membalas pernyataan Netanyahu dengan mengatakan: “Dengan segala hormat, ini bukan hanya kendala pemilihan. Ada hak-hak dasar yang dirugikan," katanya.

Tamano-Shata mengatakan, banyak orang Israel menjadi pengungsi di negara lain di luar keinginan mereka. Banyak orang Israel berada dalam situasi sulit, termasuk ibu hamil, lansia, dan ibu tunggal yang sudah lama tidak bertemu dengan anak mereka.

“Juga ada yang kehabisan uang, dan harus pulang ke Israel. Ini adalah orang Israel yang menjadi tanggung jawab kami. Kami tidak bisa meninggalkan mereka," kata Tamano-Shata. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA