Pasca PBB melaporkan banyaknya korban tewas dalam satu hari yang paling berdarah, Rabu (3/3) mereka memproklamirkan akan mengadakan perlawanan lebih besar lagi.
Aktivis pro-demokrasi Myanmar pada hari ini, Kamis (4/3), bertekad akan mengadakan banyak demonstrasi. Di media sosial para aktivis mengatakan setidaknya dua demonstrasi lain juga direncanakan di beberapa bagian Yangon.
"Kami akan melawan junta dengan cara apa pun yang kami bisa. Tujuan akhir kami adalah untuk menghapus sistem junta dari akarnya," kata Maung Saungkha, seorang aktivis yang mengatakan kelompok Komite Pemogokan Umum Kebangsaan berencana untuk mengadakan protes pada hari Kamis ini, seperti dikutip dari
Reuters.
Pada Rabu, polisi dan tentara memberi peringatan kepada para pendemo. Mereka melepaskan tembakan dengan peluru tajam. Membuat korban banyak berjatuhan.
"Kami tahu bahwa kami selalu bisa ditembak dan dibunuh dengan peluru tajam. Namun, tidak ada jika kami tetap hidup di bawah junta, jadi kami memilih jalan berbahaya ini," kata aktivis Maung Saungkha.
Uni Eropa pada Kamis (4/3), melalui pernyataannya mengatakan penembakan terhadap warga sipil tak bersenjata dan pekerja medis jelas melanggar hukum internasional. Ia juga mengatakan militer meningkatkan penindasan terhadap media, dengan semakin banyak jurnalis yang ditangkap dan didakwa.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: