Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Australia Menangguhkan Program Berita China Karena Keluhan Pelanggaran Hak Asasi Manusia

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Jumat, 05 Maret 2021, 14:04 WIB
Australia Menangguhkan Program Berita China Karena Keluhan Pelanggaran Hak Asasi Manusia
Markas CCTV, rumah outlet media pemerintah Tiongkok CCTV dan saluran kembarannya yang berbahasa Inggris CGTN, di Beijing, Tiongkok 5 Februari 2021/Net
rmol news logo Australia memutuskan untuk menangguhkan siaran tivi China karena adanya keluhan dari komunitas hak asasi manusia.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Stasiun SBS mengatakan pada Kamis (4/3) bahwa mereka terpaksa menghentikan sementara CGTV dan CCTV, karena adanya laporan yang cukup serius dan mereka sedang melakukan peninjauan, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (5/3)

Siaran yang dicabut itu adalah CGTN, layanan bahasa Inggris 15 menit, dan CCTV, layanan bahasa Mandarin selama 30 menit, yang biasanya  disiarkan di SBS sebagai bagian dari program World Watch.

World Watch adalah layanan SBS yang menyediakan buletin berita internasional kepada warga Australia.

"Mengingat keprihatinan serius yang ditimbulkannya, dan kompleksitas materi yang terlibat, kami telah membuat keputusan untuk menangguhkan siaran buletin berita CGTN dan CCTV yang bersumber dari luar negeri sementara kami melakukan penilaian atas layanan ini," kata SBS dalam sebuah pernyataan.

Organisasi hak asasi manusia Safeguard Defenders sebelumnya menulis surat kepada SBS setelah regulator media Inggris mencabut lisensi CGTN karena 'pelanggaran ketidakpatuhan yang serius', mengatakan bahwa CCTV telah menyiarkan pengakuan paksa dari sekitar 56 orang antara 2013 dan 2020.

"Siaran ini melibatkan ekstraksi, acara yang dikemas dengan 'pengakuan paksa' dan palsu dari tersangka jauh sebelum dakwaan atau persidangan. Dalam banyak kasus, korban ditahan tanpa komunikasi dan akses ke penasihat hukum," kata Safeguard dalam suratnya kepada SBS.

"Sejumlah besar 'pengakuan' ini disiarkan tidak hanya di China, tetapi secara internasional melalui CCTV-4 dan CGTN.

Beijing sejauh ini belum memberikan tanggapannya atas masalah ini. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA