Kepolisian telah mengonfirmasi kebutuhan tersebut kepada kepala pejabat, Yogananda Pittman dan Departemen Pertahanan. Mereka saat ini telah menerima permintaan tersebut dan sedang meninjaunya, seperti yang dilaporkan
CBS, Kamis (4/3).
Langkah itu dilakukan ketika Capitol berada dalam siaga tinggi setelah ancaman kemungkinan munculnya serangan yang terkait dengan 4 Maret.
Di masa lalu, tepatnya antara 1793 hingga 1933, Hari Pelantikan presiden AS berlangsung pada 4 Maret. Hal yang meningkatkan isu dan teori konspirasi bahwa pada 4 Maret tahun ini -mestinya- adalah hari pelantikan presiden, dan itu adalah Donald Trump.
FBI dan Departemen Keamanan Dalam Negeri mengeluarkan laporan adanya ekstremis yang akan melakukan penyerangan dan mengambil kendali Capitol. Tak ingin kerusuhan 6 Januari terulang, Kepolisian Capitol perlu meminta tambahan bantuan dari Garda Nasional.
Saat ini, pasukan Garda Nasional yang bersiaga di wilayah ibu kota berjumlah sekitar 5.200 tentara sebagai bagian dari misi keamanan pasca kerusuhan 6 Januari. Misi itu akan berakhir pada 12 Maret. Usai itu, Kepolisian Capitol meminta tambahan 2.000 tentara untuk tetap tinggal selama 30-60 hari ke depan.
Seorang juru bicara misi Garda Nasional di Washington, DC, mengatakan kepada
CBS News bahwa Garda terus berhubungan dengan mitra badan sipil tetapi tidak akan merinci ancaman tertentu.
Perlunya kehadiran Garda Nasional yang dipersenjatai di balik pagar tinggi dengan kawat silet, telah menjadi fokus perdebatan tentang seberapa besar keamanan yang dibutuhkan di sekitar Capitol di masa depan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: