Mustafa Ali Yilmaz (69), demikian nama ayah tersebut, menembak putrinya, Gulnur Yilmaz, sampai mati dengan 20 peluru pada Juni 2019 lalu.
Pada saat kejadian, Yilmaz merasa emosi karena anaknya menolak untuk memberi tahu keberadaan ibunya. Kasusnya sendiri saat ini telah memasuki masa persidangan.
Dilaporkan
Daily Mail, Jumat (5/3), kejadian tragis tersebut bermula ketika Yilmaz meminta agar putrinya yang berprofesi sebagai dokter itu memberitahu di mana keberadaan ibunya, Gulden Yilmaz.
Yilmaz sempat menabrak mobil putrinya di Balikesir, Turki, sebelum kemudian menyeretnya keluar dari kendaraan dan bertanya berkali-kali di mana ibunya berada. Karena tidak juga mendapat jawaban, Yilmaz menembakkan senjata api miliknya.
Dari 20 peluru yang ditembakkan, 11 peluru menembus kepala sang anak hingga mengakibatkan kematian.
Mengetahui putrinya tewas, Yilmaz langsung melarikan diri dari tempat kejadian dengan berjalan kaki. Namun tak lama polisi setempat menangkapnya dengan barang bukti sebuah pistol.
Yilmaz menghadapi hukuman penjara seumur hidup jika terbukti melakukan pembunuhan tersebut. Ia pun diceraikan oleh isterinya pada Januari 2020.
Selama persidangan, dia dilaporkan mengklaim bahwa dia tidak stabil secara mental. Uji coba akan dilanjutkan setelah hasil evaluasi psikologis tersedia.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: