Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kunjungan Perdana Sejak Pandemi, Paus Fransiskus: Kekerasan Tidak Sesuai Dengan Ajaran Agama Murni

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Jumat, 05 Maret 2021, 23:19 WIB
Kunjungan Perdana Sejak Pandemi, Paus Fransiskus: Kekerasan Tidak Sesuai Dengan Ajaran Agama Murni
Paus Fransiskus berkunjung ke Istana Presiden di Baghdad, Irak dalam kunjungan luar negeri perdana yang dilakukannya sejak pandemi/Reuters
rmol news logo Pemimpin tertinggi Gereja Katolik Roma Paus Fransiskus memulai perjalanan resmi perdananya ke Irak pada Jumat (5/3). Ini adalah kunjungan ke luar negeri pertama yang dilakukan oleh Paus Fransiskus sejak 16 bulan terakhir, tepatnya sejak pandemi Covid-19 melanda.

Sesampainya di Irak, dia menyerukan agar kekerasan militan serta perselisihan agama yang telah terjadi selama beberapa dekade segera diakhiri.

"Irak telah menderita dampak perang yang menghancurkan, bencana terorisme dan konflik sektarian yang sering didasarkan pada fundamentalisme yang tidak mampu menerima hidup berdampingan secara damai dari berbagai kelompok etnis dan agama," kata Paus Fransiskus dalam pidatonya di istana presiden di Baghdad.

Pada kunjungan tersebut juga, Paus Fransiskus memberikan penghormatan kepada orang-orang yang terbunuh dalam serangan yang dimotivasi oleh agama dengan mengunjungi sebuah gereja Baghdad di mana orang-orang bersenjata Islam membunuh sekitar 50 jemaah pada tahun 2010.

"Kematian mereka adalah pengingat bahwa kekerasan atau pertumpahan darah tidak sesuai dengan ajaran agama yang otentik," terang Paus, seperti dikabarkan Reuters.

Irak diketahui merupakan negara yang pernah "babak belur" akibat konflik dan kekerasan yang terjadi selama beberapa dekade terakhir. Invasi Amerika Serikat yang dimulai pada tahun 2003, sanksi internasional serta konflik regional menjerumuskan Irak ke dalam konflik sektarian yang kental. Bukan hanya itu, kegiatan kelompok militan ISIS di sebagian wilayah Irak juga memperburuk situasi keamanan di negara tersebut.

Meski ISIS kalah pada tahun 2017 dan Irak berupaya membangun kembali keamanannya, sayangnya, negara itu masih harus menyaksikan dan mengalami serangkaian konflik dan kekerasan terutama terkait dengan persaingan sengit Amerika Serikat dan Iran yang terjadi di tanah Irak. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA