Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Umat Kristen Irak: Paus Mewujudkan Impian Kami Selama 20 Tahun Terakhir, Menunggunya Tiba Di Tanah Ini

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Sabtu, 06 Maret 2021, 12:26 WIB
Umat Kristen Irak: Paus Mewujudkan Impian Kami Selama 20 Tahun Terakhir, Menunggunya Tiba Di Tanah Ini
Paus Fransiskus mengunjungi Katedral Syro-Catholic Our Lady of Salvation di Baghdad/Net
rmol news logo Kunjungan Paus Fransiskus ke Irak menggemakan kegembiraan masyarakat minoritas di sana. Berderet-deret umat Kristen melambaikan tangan pada iring-iringan mobil yang membawa Paus dari Bandara ke istana presiden, kemarin, Jumat (5/3).
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Irak menyiapkan pengaturan yang sangat ketat untuk penyambutannya. Di Baghdad tengah, papan reklame menyambut Paus, dan bendera Irak dan Vatikan berkibar bersama.

Umat Kristen penuh haru meneriakkan namanya. Berharap Paus akan membantu mereka mengatasi diskriminasi.

"Kunjungan Paus adalah perwujudan dunia nyata dari kasih Yesus ke tanah kami yang bermasalah, tempat kekerasan dan konflik," kata Saleem Mansour Gorgees, seorang diaken gereja di Erbil, dikutip dari The Telegraph, Sabtu (6/3). Ia menambahkan bahwa semua merasakan kegembiraan yang tidak terlukiskan.

Pastor Martin Ra'ad, seorang pendeta Kristen berkata: "Hari ini, Paus Francis sedang mewujudkan impian yang telah dimiliki orang Irak selama 20 tahun terakhir, menunggunya tiba di tanah Irak."

Umat ​​Kristen di utara juga menantikan kunjungannya. Alla Hana Shaba, yang melarikan diri ke Irbil di wilayah Kurdistan Irak setelah ISIS menyerbu Dataran Niniwe pada tahun 2014, mengatakan kepada TV Irak: "Kami ingin Paus membantu para pengungsi menemukan tempat untuk menetap. Kami telah kehilangan rumah dan uang kami," katanya seperti dikutip dari BBC, Jumat (5/3).

Umat Kristiani dari seluruh Irak mengatakan kunjungan paus menjelaskan penderitaan mereka.

"Kami terancam punah," kata Maysun Habib, seorang wanita Kristen di kota Batnaya di utara. "Jika kita tetap seperti ini, dengan keluarga Kristen yang terusir, jika orang Kristen tidak dilindungi, maka emigrasi adalah langkah selanjutnya."

Kunjungan ke Irak ini sejalan dengan upaya lama Paus Fransiskus untuk meningkatkan hubungan dengan dunia Muslim yang telah dipercepat dalam beberapa tahun terakhir. Persahabatan Paus dengan seorang ulama Sunni terkemuka, Sheikh Ahmed el-Tayeb diharap bisa mewujudkan harapan ini.

Irak pernah menjadi rumah bagi beragam agama agama, tetapi banyak yang menghadapi penurunan drastis dalam beberapa tahun terakhir di tengah meningkatnya intoleransi dan kekerasan. Hampir semua orang Yahudi Irak meninggalkan negara itu selama tahun 1950-an dan sebagian besar komunitas Kristennya - salah satu yang tertua di dunia - mengikuti eksodus serupa dalam beberapa dekade terakhir.

Menurut departemen luar negeri AS, para pemimpin Kristen memperkirakan ada kurang dari 250.000 orang Kristen yang tersisa di Irak, dengan populasi terbesar, sekitar 200.000, tinggal di Dataran Niniwe dan Wilayah Kurdistan di utara negara itu.

Kira-kira 67 persen dari mereka adalah Katolik Khaldea, yang Gereja Ritus Timurnya mempertahankan liturgi dan tradisinya sendiri tetapi mengakui otoritas paus di Roma. Sementara 20 persen lainnya adalah anggota Gereja Timur Asiria, yang diyakini sebagai yang tertua di Irak.

Sisanya adalah Ortodoks Suriah, Katolik Suriah, Katolik Armenia, Apostolik Armenia, serta Anglikan, Evangelis, dan Protestan lainnya.

Paus Fransiskus setelah berbincang dengan presiden Irak, langsung mengunjungi Katedral Sayidat al-Nejat Baghdad, lokasi beberapa serangan terhadap umat Kristen yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir.

Gereja Our Lady of Salvation adalah salah satu dari lima gereja di Baghdad dan satu di Mosul yang menjadi sasaran pengeboman mobil yang hampir bersamaan pada Agustus 2004. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA