Menteri Luar Negeri Marise Payne mengumumkan penangguhan program kerja sama dengan Myanmar dalam sebuah pernyataan pada Minggu malam (7/3).
Dimuat
Reuters, hubungan pertahanan bilateral Australia dengan militer Myanmar dibatasi pada area non-pertempuran seperti pelatihan bahasa Inggris.
Payne mengatakan, Australia juga akan mengirim bantuan kemanusiaan kepada Rohingya dan etnis minoritas lainnya segera.
"Kami akan memprioritaskan kebutuhan kemanusiaan dan yang paling mendesak dan berusaha memastikan keterlibatan kemanusiaan kami dengan dan melalui organisasi non-pemerintah, bukan dengan pemerintah atau entitas terkait pemerintah," kata Payne.
Lewat pernyataan yang sama, Payne juga menyatakan bahwa Australia mendesak pasukan keamanan Myanmar untuk menahan diri dari kekerasan terhadap warga sipil.
Pihak berwenang juga menegaskan, Canberra juga akan terus menuntut pembebasan segera Sean Turnell, seorang ekonom dan penasihat pemimpin sipil yang digulingkan, Aung San Suu Kyi. Turnel ditahan sejak 1 Februari, ketika militer merebut kekuasaan.
Sebelumnya, pada akhir pekan, ratusan orang berkumpul di Sydney, mendesak pemerintah Australia untuk mengambil sikap tegas terhadap kudeta di Myanmar.
Di Myanmar, kudeta telah memicu aksi pembangkangan sipil. Protes besar-besaran terjadi, di mana aparat tidak jarang melakukan kekerasan untuk membubarkan demonstran.
Menurut PBB, sudah ada lebih dari 50 orang yang tewas sejak kudeta pada 1 Februari.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: