Hal itu terungkap dari surat yang dikirim Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken kepada Presiden Aghanistan Ashraf Ghani yang dibocorkan oleh
Tolo News pada Minggu (7/3).
“Kami akan meminta pemerintah Turki untuk menjadi tuan rumah pertemuan tingkat senior kedua belah pihak dalam beberapa pekan mendatang untuk menyelesaikan perjanjian perdamaian," tulis Blinken dalam surat yang dikutip
Anadolu Agency itu.
"Saya mendesak Anda (Ghani) atau pihak berwenang Anda yang ditunjuk untuk bergabung dengan perwakilan lain dari Republik Islam (Afghanistan) dalam pertemuan ini," lanjut Blinken.
Selain mengikutsertakan Turki, Blinken juga mengatakan, AS bermaksud untuk meminta PBB untuk memanggil menteri luar negeri dan utusan dari Rusia, China, Pakistan, Iran, hingga India untuk membahas perdamaian di Afghanistan.
"Saya yakin bahwa negara-negara ini memiliki kepentingan yang sama di Afghanistan yang stabil dan harus bekerja sama jika kita ingin berhasil," katanya dalam surat itu.
Blinken juga menyerukan pendekatan yang lebih inklusif dan kredibel oleh pemerintah Afghanistan untuk negosiasi dengan Taliban tentang pemerintahan dan pembagian kekuasaan.
Ia juga menyoroti bahwa Taliban akan mendapatkan keuntungan teritorial karena AS masih mempertimbankan penarikan pasukan secara penuh pada 1 Mei.
Pekan lalu, Taliban juga telah melanjutkan negosiasi mengenai pembicaraan damai dengan Kabul bersama utusan AS, Zalmay Khalilzad.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: