Kylie Moore-Gilbert yang dikurung di sel isolasi selama tujuh bulan, mengatakan, pihak berwenang Iran mencoba merekrutnya sebagai mata-mata selama penahanannya. Ia juga mengalami 'penyiksaan psikologis' dan itu membuatnya nyaris bunuh diri.
Moore-Gilbert mengatakan kepada
Sky News bahwa ruangan pertama tempat dia ditahan adalah 'kotak berukuran dua meter kali dua meter', tanpa toilet.
"Saya akan mengatakan (itu) ruang isolasi yang ekstrim, dirancang untuk menghancurkan Anda. Ini penyiksaan psikologis," katanya.
Dia merasa begitu terpukul dan hancur. Kebebasannya sebagai manusia direnggut paksa atas tuduhan tidak berdasar. "Aku merasa jika aku harus menanggung hari lain seperti ini, kau tahu, jika aku bisa aku bunuh diri saja," katanya pedih.
Tuduhan bahwa dia adalah mata-mata, disebutnya 'gila'.
"Tidak ada bukti bahwa saya menjadi mata-mata untuk negara mana pun. Bahkan Pengawal Revolusi tidak dapat menentukan negara mana yang seharusnya saya mata-matai," katanya.
Dia pernah dipukuli oleh penjaga penjara dan disuntik secara paksa dengan obat penenang. Di bawah ancaman, Moore-Gilbert sangat tidak berdaya. Otoritas Iran mengatakan akan membebaskannya jika dia setuju untuk menjadi mata-mata mereka.
Dalam saluran
CNN Sky News Australia, Selasa (9/3), Moore-Gilbert mengatakan dia berterima kasih kepada pemerintah Australia yang telah membantu membebaskannya. Namun, dia tidak yakin apa yang disebut diplomasi diam-diam adalah pendekatan yang tepat, karena situasinya di penjara membaik setelah namanya diungkapkan oleh pers pada 2019. Ini juga menjadi kritikannya kepada Australia.
Moore-Gilbert, seorang dosen Studi Islam di Universitas Melbourne, ditangkap di Iran pada September 2018. Ia ditangkap di bandara Teheran dan dituduh sebagai mata-mata di tengah ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat. Moore-Gilbert dinyatakan bersalah melakukan spionase.
Iran telah menahan sejumlah warga negara asing dan warga yang memiliki kewarganegaraan ganda dalam beberapa tahun terakhir. Banyak dari mereka atas tuduhan mata-mata. Kelompok hak asasi manusia dan pemerintah menuduh Teheran menggunakan kasus tersebut sebagai pengaruh untuk mencoba mendapatkan konsesi dari negara lain.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: