Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Ingin Kuasai Provinsi Syunik, Azerbaijan Siapkan Perang Babak Baru Dengan Armenia?

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Jumat, 12 Maret 2021, 06:45 WIB
Ingin Kuasai Provinsi Syunik, Azerbaijan Siapkan Perang Babak Baru Dengan Armenia?
Peta wilayah Provinsi Syunik/Net
rmol news logo Kementerian Luar Negeri Azerbaijan pernah membantah tuduhan bahwa mereka menerima kiriman tentara bayaran Suriah dari Turki yang digunakan untuk membantu negara itu dalam konflik Nagorno-Karabakh.
Kabar mengenai transfer tentara bayaran, pernah diungkapkan Greek City Times sebelumnya, dan pihak Azerbaijan terus menerus memberi penyangkalan.

Namun kini telah ada bukti yang tak terbantahkan, termasuk foto, video, tentara bayaran yang ditangkap, dan kesaksian.

Azerbaijan, dengan bantuan tentara bayaran Suriah dan pasukan khusus Turki, berhasil merebut kembali tujuh distrik di sekitar Nagorno-Karabakh dari Armenia. Keberhasilan itu mestinya membuat Azerbaijan mendapatkan akses rute darat langsung ke Nakhchivan melalui provinsi Syunik yang diklaim sebagai wilayah Azerbaijan.

Di masa lalu, Monte Melkonian, seorang Letnan Kolonel dari Perang Nagorno-Karabakh pertama (1988-1994), mengatakan bahwa jika orang Armenia kehilangan Nagorno-Karabakh dari Azerbaijan, mereka juga berarti kehilangan Provinsi Syunik, sebidang tanah tipis yang memisahkan wilayah Azerbaijan dari Nakhchivan.

Dia percaya bahwa jika pasukan Azerbaijan berhasil mendeportasi orang-orang Armenia dari Karabakh, mereka akan maju ke Syunik. Dan jika Azerbaijan ingin menguasai provinsi Syunik, ini tidak hanya akan menghubungkan Azerbaijan ke Nakhchivan, tetapi juga akan memberi Turki akses langsung ke Laut Kaspia yang kaya minyak dan gas dan seterusnya ke Asia Tengah.

Azerbaijan mempertahankan posisinya untuk merebut kembali Nagorno-Karabakh dan distrik sekitarnya berdasarkan resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa. Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev juga menyatakan bahwa negaranya hanya tertarik untuk merebut kembali apa yang disebut wilayah pendudukan.

Nasionalis Turki dan Azerbaijan telah menyerukan pendudukan provinsi Syunik untuk mengakhiri detasemen Nakhchivan dari Azerbaijan-proper. Banyak orang terkemuka Armenia memperingatkan bahwa tujuan jangka panjang Turki dan Azerbaijan adalah untuk menciptakan negara bagian Armenia yang lebih kecil yang berbasis di sekitar Armenia utara saat ini.

Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev, mengatakan dalam pidatonya pada konferensi ekonomi pekan lalu bahwa koridor transportasi baru akan melewati Zangezur, wilayah bersejarah Azerbaijan, dan akan menghubungkan daratan Azerbaijan dengan bagian integralnya, Republik Otonomi Nakhichevan, dan Turki.

Berdasarkan hal itu, bisa jadi Azerbaijan saat ini sedang mempersiapkan perang baru untuk merebut Syunik dari Armenia, seperti yang ditulis media Greek City Times, Kamis (11/3).

"Armenia ingin menghalangi pelaksanaan koridor Zangezur, tetapi mereka tidak akan berhasil. Kami akan memaksa mereka, " kata Aliyev.

Ini merupakan indikasi yang jelas bahwa Azerbaijan siap menggunakan kekerasan untuk membuka koridor transportasi melalui wilayah Armenia untuk menghubungkan Nakhchivan dengan Azerbaijan-proper.

Beberapa hari terakhir, Azerbaijan sedang mempersiapkan operasi militer baru untuk merebut provinsi Syunik. Pesawat peringatan dini dan kontrol Boeing 737AEW & C Turki berputar-putar di dekat perbatasan dengan Armenia. Ini adalah pesawat yang sama dengan nama sandi "CENAH01" yang digunakan selama hari-hari pada perang tahun lalu. Ada juga laporan bahwa Azerbaijan memanggil pasukan cadangan, sementara pada saat yang sama militer Turki dan Azerbaijan telah melakukan latihan bersama di dekat perbatasan Armenia.

Armenia adalah negara anggota Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO). Jika Armenia diserang oleh negara non-anggota, Belarus, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Tajikistan dan Rusia, akan diwajibkan untuk memberikan bantuan. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA