Dari dokumen yang dikutip
Reuters pada Jumat (12/3), AstraZeneca diperkirakan akan mengirim 30,1 juta dosis pada akhir Maret, dan 20 juta lainnya pada April.
Jumlah tersebut menurun 25 persen dari janji bos AstraZeneca Pascal Soriot kepada Parlemen Eropa pada 25 Februari untuk memasok 40 juta dosis vaksin pada akhir Maret.
Kekurangan tersebut akan menjadi pukulan lebih lanjut bagi rencana vaksinasi Uni Eropa, yang telah terhambat oleh penundaan berulang dalam pasokan vaksin dan peluncuran yang lambat di beberapa negara.
Dokumen tersebut menunjukkan bahwa pada 24 Februari, AstraZeneca telah memperkirakan pasokan hanya 34 juta dosis ke UE untuk periode Januari hingga Maret, jauh di bawah target kontraknya yaitu 90 juta dosis.
Menurut seorang sumber, peningkatan pasokan untuk kuartal pertama sulit dilakukan karena vaksin berada di rantai pasokan global
Perusahaan mengatakan pemotongan pasokan awalnya disebabkan oleh masalah produksi di Uni Eropa.
“Saya melihat upaya, tetapi bukan yang terbaik. Itu belum cukup baik bagi AstraZeneca untuk memenuhi kewajiban Q1-nya," kata komisaris industri Uni Eropa, Thierry Breton.
“Sudah waktunya bagi Dewan AstraZeneca untuk menjalankan tanggung jawab fidusia dan sekarang melakukan apa yang diperlukan untuk memenuhi komitmen AZ,†tambah Breton.
Berdasarkan kontrak, AstraZeneca berkomitmen untuk memasok Uni Eropa dengan 180 juta dosis pada kuartal April hingga Juni.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: