Pihak berwenang mengatakan kepada
Anadolu Agency bahwa sebagian besar korban adalah warga sipil, termasuk wanita. Kepala rumah sakit umum, Mohammed Rafeeq, mengatakan ada 48 orang terluka.
Dalam keterangannya, kementerian dalam negeri Afghanistan mengatakan bahan peledak tersebut disembunyikan di bus penumpang dan menyebabkan ledakan Jumat malam di dalam Herat, ibu kota provinsi dengan nama yang sama sekitar pukul 9 malam waktu setempat. Mereka mengatakan aparat berwenang telah meluncurkan penyelidikan atas serangan teror tersebut.
Sejauh ini belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu.
Serangan Jumat malam terjadi ketika Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa menyerukan diakhirinya pembunuhan yang ditargetkan di negara yang tengah dilanda perang itu.
Pejabat peradilan, pembela hak asasi manusia, jurnalis dan pekerja kesehatan dan bantuan kemanusiaan telah tewas dalam serangan yang ditargetkan di seluruh negeri.
Angka oleh Misi Bantuan PBB di Afghanistan menunjukkan 3.035 warga sipil tewas dan 5.785 terluka pada tahun 2020, dengan peningkatan signifikan dalam pembunuhan yang ditargetkan sejak pembicaraan antara pemerintah Afghanistan dan Taliban dimulai pada bulan September.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: