Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Dubes Myanmar Minta Tekanan Yang Lebih Berat Untuk Junta Militer

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Minggu, 14 Maret 2021, 06:49 WIB
Dubes Myanmar Minta Tekanan Yang Lebih Berat Untuk Junta Militer
Duta Besar Myanmar untuk PBB, Kyaw Moe Tun/Net
rmol news logo Masyarakat internasional, khususnya PBB, perlu meningkatkan tekanan terhadap rezim militer untuk melindungi rakyat Myanmar.

Begitu permintaan yang disampaikan oleh Duta Besar Myanmar untuk PBB, Kyaw Moe Tun saat diwawancarai oleh CNA yang dikutip pada Minggu (14/3).

Walaupun Dewan Keamanan PBB telah memberikan pernyataan kutukan atas kekerasan terhadap pengunjuk rasa, namun ia mengatakan, perlu ada pernyataan dan tindakan yang lebih kuat dari dewan.

“Itulah yang sangat diinginkan oleh rakyat Myanmar. Kami membutuhkan perlindungan dari komunitas internasional,” ujarnya.

“Jika kami tidak bisa melakukannya sendiri, kami perlu mendapatkan bantuan dari komunitas internasional," lanjut dia.

Myanmar berada dalam situasi krisis sejak militer menggulingkan pemerintahan terpilih dalam kudeta 1 Februari dengan dalih kecurangan pemilu.

Kudeta memicu protes besar-besaran di seluruh penjuru negeri yang ditanggapi oleh aparat keamanan dengan kekerasan.

Kyaw Moe Tun mengatakan, jika tidak ada resolusi dari dewan keamanan, salah satu alternatif adalah membentuk koalisi negara-negara yang berpikiran sama untuk memotong aliran keuangan ke militer Myanmar yang akan membantu menempatkan junta dalam posisi yang sulit.

“Harus ada alat lain untuk menekan rezim militer, mengembalikan kekuasaan negara kepada rakyat Myanmar,” jelasnya.

Kyaw Moe Tun mengatakan bahwa langkah-langkah untuk memberikan tekanan finansial pada junta harus tepat sasaran.

“Tolong buat efek limpahan seminimal mungkin pada orang-orang Myanmar. Itulah intinya. Ini sangat penting bagi negara," pungkasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA