Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Korea Utara: Bukan Kehangatan Musim Semi, Korea Selatan Pilih Perang Di Bulan Maret

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Selasa, 16 Maret 2021, 13:57 WIB
Korea Utara: Bukan Kehangatan Musim Semi, Korea Selatan Pilih Perang Di Bulan Maret
Wakil Direktur Departemen Komite Sentral Partai Pekerja Korea (WPK), Kim Yo Jong/Net
rmol news logo Korea Utara, sekali lagi, menyampaikan kekecewaannya atas "tindakan bermusuhan" yang diambil oleh Korea Selatan dengan menggelar latihan militer bersama Amerika Serikat (AS).

Sebuah pernyataan dikeluarkan oleh Wakil Direktur Departemen Komite Sentral Partai Pekerja Korea (WPK), Kim Yo Jong pada Selasa (16/3), dan diterima Kantor Berita Politik RMOL.

Dalam pernyataannya, Kim menggambarkan latihan militer Korea Selatan dan AS yang dimulai pada 8 Maret lalu sebagai tantangan serius untuk Pyongyang.

Ia mengatakan, sikap Korea Selatan telah menyia-nyiakan upaya selama tiga tahun untuk mencapai perdamaian dan kemakmuran antar-Korea.

Dengan dalih latihan tahunan, defensif, dan hanya simulai berbasis komputer, Kim mengatakan, tidak mengubah esensi dari latihan militer yang menargatkan Pyongyang.

"Mereka mengatakan bahwa latihan tersebut tidak melibatkan manuver yang sebenarnya dengan skala dan isinya 'dikurangi' secara drastis. Mungkin, mereka mengharapkan 'penilaian yang fleksibel' dan 'pengertian' dari kita, tetapi itu memang konyol, kurang ajar dan bodoh," ujar adik perempuan pemimpin Kim Jong Un itu.

"Kami menentang latihan militer gabungan yang menargetkan rekan senegaranya tetapi tidak pernah berdebat tentang skala atau bentuknya," lanjut dia.

Kim juga menyatakan keprihatinannya atas keputusan Seoul yang memilih tindakan bermusuhan di tengah krisis politik, ekonomi, dan pandemi yang melanda.

Setiap tahunnya, Kim mengatakan, Korea Selatan melakukan permainan perang. Seperti 110 latihan perang besar dan kecil pada 2018, 190 lainnya pada 2019, dan 170 pada 2020.

Meski begitu, Pyongyang telah berulang kali menawarkan banyak kesempatan kepada Seoul.

"Namun demikian, mereka memilih 'perang di bulan Maret' dan 'krisis di bulan Maret' lagi di bawah pengawasan semua orang Korea, daripada 'kehangatan di bulan Maret'," tegas Kim.

Alih-alih membawa angin hangat musim semi di bulan Maret, ia menyebut Korea Selatan membwa angin menggigit dengan berkonfrontasi dengan rekan senegaranya di utara

"Latihan perang dan permusuhan tidak akan pernah bisa berjalan dengan dialog dan kerja sama," tekan Kim.

Kerja Sama Tidak Lagi Diperlukan

Kim mengatakan, situasi saat ini menunjukkan bahwa Korea Selatan telah menghancurkan kepercayaan dan dialog yang telah dibangun.

Untuk itu, ia menyebut pihaknya telah mempertimbangkan pembubaran Biro Pariwisata Internasional Kumgangsan dan organisasi lain yang terkait.  

"Langkah-langkah penting tersebut telah dilaporkan kepada pimpinan tertinggi kami," ungkapnya.

"Kami akan melihat sikap dan tindakan otoritas Korea Selatan di masa depan. Dan jika mereka berani melakukan tindakan yang lebih provokatif, kami dapat mengambil tindakan khusus dengan tegas mencabut bahkan perjanjian militer utara-selatan," tambah Kim.

"Setiap tindakan memiliki akibatnya sendiri-sendiri," pungkasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA