Dari laporan
The Guardian pada Rabu (17/3), Australia akan memulai vaksinasi petugas kesehatan Papua Nugini dengan 8.000 dosis vaksin AstraZeneca yang dimilikinya pada pekan depan.
Australia juga telah meminta dan akan membayar 1 juta dosis vaksin dari AstraZeneca untuk Papua Nugini.
Selain itu, Australia pun akan mengirimkan kebutuhan medis, termasuk ventilator, masker, baju hazmat, hingga sarng sangan.
“Mereka adalah keluarga kita, mereka adalah teman kita, mereka adalah tetangga kita,†kata Perdana Menteri Australia, Scott Morrison.
“Ini untuk kepentingan Australia dan untuk kepentingan kawasan kita dan merupakan kewajiban kita sebagai warga Australia untuk mengamankan kesehatan warga negara kita sendiri tetapi juga keluarga Papua Nugini yang sangat kita sayangi," tambahnya.
Jumlah kasus Covid-19 di Papua Nugini terus tumbuh secara eksponensial, melonjak dari kurang dari 1.000 kasus pada bulan lalu, menjadi 2.269. Namun, hanya sedikit pengujian yang dilakukan.
Totalnya, lebih dari 54.000 tes telah dilakukan di seluruh negeri untuk populasi hampir 9 juta, selama seluruh pandemi.
Di banyak tempat di luar ibu kota, Port Moresby, tidak ada pengujian sama sekali. Sumber pemerintah Papua Nugini mengatakan tingkat kasus sebenarnya bisa 10 kali lipat dari angka resmi.
Kepala petugas medis Australia, Paul Kelly, mengatakan situasi di Papua Nugini telah memburuk dengan cepat dan sejauh mana sebenarnya wabah tersebut tidak diketahui.
"Menyadari bahwa mereka tidak memiliki sumber daya untuk pengujian massal seperti yang kami miliki di Australia, jumlah apa pun yang Anda lihat dari kasus Papua Nugini dan bahkan kematian akan dianggap remeh," ujarnya.
Dua puluh enam orang telah dipastikan meninggal karena Covid-19 di Papua Nugini. Korban tewas sebenarnya diyakini jauh lebih tinggi.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.