Menurutnya, parlemen harus melakukan tindakan yang berarti terkait kekerasan dan penyalahgunaan senjata yang semakin mengancam di AS. Delapan wanita, kebanyakan adalah orang Asia, tewas pada Selasa (16/3) malam dalam serangan penembakan brutal yang berturut-turut di tiga lokasi spa dan panti pijat.
"Saat kami berjuang melawan pandemi Covid-19, kami justru mengabaikan epidemi kekerasan senjata yang bertahan lebih lama di Amerika," kata Obama dalam serangkaian tweetnya.
"Meskipun motif penembak belum jelas, identitas para korban menggarisbawahi peningkatan yang mengkhawatirkan dalam kekerasan anti-Asia yang harus diakhiri," lanjutnya.
Ia menggarisbawahi, penembakan di Atlanta menjadi pengingat bahwa pemerintah memiliki lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk memberlakukan undang-undang keamanan senjata yang masuk akal dan membasmi pola kebencian dan kekerasan yang menyebar dalam masyarakat.
Obama pernah menggaungkan pembatasan senjata setelah penembakan massal tahun 2012 di Sekolah Dasar Sandy Hook di Newtown, Connecticut, yang menewaskan 26 orang. Sayangnya, langkah itu gagal di Senat.
Merombak undang-undang senjata nasional adalah prioritas bagi Demokrat dan Presiden Biden. DPR minggu lalu mengesahkan RUU untuk memperluas pemeriksaan latar belakang senjata. Tetapi RUU tersebut diperkirakan tidak akan disahkan di Senat, di mana Partai Republik menentang pembatasan hak kepemilikan senjata.
Obama menyampaikan bahwa ia beserta istrinya Michelle berdoa untuk para korban.
"Kami berdoa untuk keluarga mereka, dan semua orang yang berduka atas pembunuhan kejam ini. Kami mendesak tindakan yang berarti, untuk keamanan dan keselamatan selanjutnya."
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: