Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Lonjakan Kasus Covid-19 Makin Tinggi, Papua Nugini Tutup Sekolah Dan Wajibkan Penggunaan Masker

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Kamis, 18 Maret 2021, 16:37 WIB
Lonjakan Kasus Covid-19 Makin Tinggi, Papua Nugini Tutup Sekolah Dan Wajibkan Penggunaan Masker
Rumah Sakit Umum Port Moresby/Net
rmol news logo Sejumlah usaha terus dilakukan pemerintah Papua Nugini dalam membendung lonjakan kasus Covid-19 yang saat ini membanjiri rumah sakit setempat.
Pengawas Pandemi David Manning mengatakan bahwa mereka akan menutup sekolah, membatasi pergerakan yang tidak penting dan mewajibkan penggunaan masker.

“Semua sekolah akan ditutup pada akhir pekan ini menyusul peningkatan tajam dalam kasus-kasus,”  kata Manning kepada AFP, seperti dikutip dari CNA, Kamis (18/3).

Dalam aturan terbaru, warga yang tinggal di ibu kota Port Moresby akan diminta untuk tidak meninggalkan rumah kecuali untuk keperluan medis, pekerjaan, dan bisnis, Toko-toko harus tutup pada jam 8 malam.

Pemerintah berencana mengumumkan tindakan tersebut kepada publik pada Kamis (18/3) malam waktu setempat. Selain itu, serangkaian lockdown lokal juga kemungkinan akan diberlakukan.

Papua Nugini menutup perbatasannya tahun lalu dan menghindari pandemi terburuk, tetapi telah melaporkan lebih dari 1.000 kasus dalam sebulan terakhir saja.

Pada hari Selasa (16/3), negara itu melaporkan 128 kasus baru tetapi para ahli khawatir penularannya sekarang meluas, karena tingkat pengujian tetap sangat rendah.

“Semua provinsi di negara miskin Pasifik Selatan berpenduduk sembilan juta itu saat ini mengalami lonjakan Covid-19," kata Manning.

Ada tanda-tanda tidak menyenangkan bahwa lonjakan itu membebani sektor kesehatan yang terus-menerus tegang di negara itu, yang sudah menghadapi polio, tuberkulosis yang resistan terhadap obat, dan HIV / AIDS.

Dokter mengatakan kepada AFP pada hari Kamis bahwa beberapa fasilitas utama terpaksa ditutup atau dikurangi kapasitasnya karena staf dinyatakan positif terkena virus.

CEO Rumah Sakit Umum Port Moresby, Paki Molumi mengatakan sekitar 70 persen staf telah dites positif sementara Rumah Sakit Gerehu, rumah sakit rujukan kedua di ibu kota, telah ditutup.

Menteri Kesehatan Jelta Wong mengatakan pada hari Rabu, bahwa gelombang akan “melonjak” lebih lanjut dalam beberapa minggu mendatang, seraya menyerukan kepada pembuat obat AstraZeneca untuk segera mengalihkan satu juta dosis vaksin yang dibeli oleh Australia untuk menghentikan krisis yang membayangi.

Pengiriman pertama 8.000 vaksin untuk pekerja garis depan diharapkan tiba dari Australia pada hari Senin mendatang.

“Transmisi komunitas ada di luar sana, dan saya cukup yakin bahwa kami belum banyak mendeteksi,” aku Wong. “Tapi kami bekerja dengan kapasitas penuh hanya untuk memastikan bahwa kami mencapai semua tempat,”

Medan kasar Papua Nugini yang berupa lembah pegunungan tinggi, hutan lebat, dan kurangnya infrastruktur membuat pengukuran skala darurat menjadi sulit.

Kepala petugas medis Australia Paul Kelly mengatakan ada laporan rumah sakit di ibu kota Port Moresby mendeteksi virus di sekitar setengah dari penerimaan pasien baru.

“Separuh dari wanita yang datang karena hamil ternyata positif. Kami melihat banyak petugas kesehatan di garis depan di Papua Nugini sekarang terjangkit Covid-19,” katanya, Rabu.

Tambang Ok Tedi yang luas di utara negara itu pada hari Kamis mengumumkan penutupan operasi selama dua minggu sebagai tanggapan terhadap wabah tersebut. Tambang tembaga dan emas yang terletak di dataran tinggi terpencil Papua Nugini itu, mempekerjakan ribuan orang dan menyumbang sekitar 7 persen dari PDB negara, menurut angka perusahaan. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA