Di hampir 20 tempat di seluruh negeri, para pengunjuk rasa melakukan aksi protes yang ditemani cahaya lilin pada Sabtu malam (20/3) hingga Minggu (21/3).
Mulai dari pusat kota Yangon hingga komunitas kecil di negara bagian Kachin dan kota paling selatan Kawthaung menolak pemerintahan militer dan mendorong kembalinya demokrasi.
Di Mandalay, ratusan orang berkumpul. Tampak banyak petugas medis berjubah putih berbaris sebelum matahari terbit, menggelar aksi "Protes Fajar".
"Kegagalan rezim militer, tujuan kami demokrasi federal," teriak kerumunan ketika matahari mulai terbit.
Di beberapa tempat, para biksu Buddha juga ikut melakukan protes sembari memegang lilin dan membentuk salam tiga jari.
Sementara di Monywa, situasi berubah menjadi mencekam ketika pada Minggu malam, polisi melepaskan tembakan. Seorang pria tewas, sementara beberapa lainnya terluka.
Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) menyebut sudah ada setidaknya 248 orang yang tewas sejak militer melakukan kudeta pada 1 Februari.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: