Peringatan itu disampaikan Paus ketika memberikan pidato setelah doa Angelus, mengenang pendahulunya, Paus Yohanes Paulus II dan Paus Benediktus XVI pada Minggu (21/3).
"Santo Yohanes Paulus II mengecam budaya kematian mereka dan Benediktus XVI mengutuk mereka sebagai jalan kematian. Mafia ada di berbagai belahan dunia lain, memanfaatkan pandemi, mereka memperkaya diri melalui korupsi," kata Paus, seperti dikutip
Sputnik.
"Mereka menukar iman dengan menyembah berhala," imbuhnya.
Paus kemudian mendesak umat beriman untuk mengingat semua korban mafia dan memperbarui komitmen mereka untuk memerangi jaringan kriminal ini.
"Hari ini, mari kita ingat semua korban dan perbarui komitmen kita melawan mafia," tambah Paus.
Di Italia sendiri, banyak anggota mafia yang menganggap diri mereka sebagai organisasi religius, seperti kultus, meminta bantuan orang-orang kudus dan melakukan upacara inisiasi dengan patung religius.
Pada Minggu, Italia menandai Hari Peringatan untuk Para Korban Mafia yang Tidak Berdosa, yang sudah dimulai sejak 2016. Hari itu didedikasikan untuk masalah yang telah melanda Italia, dan sebagian besar dunia, selama berabad-abad.
Paus telah berulang kali membahas masalah perlunya memerangi mafia dan korupsi. Pada Juni 2014, dalam perjalanan pastoral ke Calabria, dia menyatakan bahwa mafiosi itu dikucilkan.
Pada Desember tahun lalu, Interpol memperingatkan bahwa anggota kelompok kejahatan terorganisir mungkin mencoba mencuri pengiriman vaksin Covid-19 atau menjual vaksin palsu di pasar gelap.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: