Sekitar 20 ribu petugas polisi dikerahkan untuk memantau ketertiban dan keamanan di Israel selama proses pemilu pada Selasa (23/3). Mereka dikerahkan di tempat pemungutan suara dan lokasi pertemuan massal.
"Sekitar 20 ribu petugas polisi, polisi perbatasan, dan relawan akan dilibatkan. Tugas utamanya adalah menjamin keamanan dan ketertiban umum selama pemilu," ujar jurubicara kepolisian, Michael Zingerman, seperti dikutip
Sputnik.
Zingerman mengatakan, sejumah besar petugas polisi berpakaian preman dan berseragam akan berpatroli di area TPS untuk mencegah dan mengamankan kemungkinan pelanggaran.
Jika perlu, polisi akan melakukan penangkapan dan membuka kasus kriminal.
Mengingat 23 Maret juga menjadi hari libur nasional, maka Zingerman mengatakan, polisi juga akan bekerja di tempat-tempat yang kemungkinan menjadi kerumunan, termasuk aksi protes.
Pada akhir Desember 2020, parlemen Israel atau Knesset ke-23 memilih untuk membubarkan diri setelah pemerintah koalisi gagal meloloskan anggaran tahun 2020 dalam waktu yang ditentukan.
Mitra koalisi partai Likud Perdana Menteri Benjamin Netanyahu saat ini adalah aliansi Biru dan Putih yang dipimpin oleh mantan kepala staf umum angkatan darat, Benny Gantz, yang seharusnya menggantikan Netanyahu di kursi perdana menteri.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: