Lewat pernyataan Kementerian Luar Negeri pada Rabu (24/3), Inggris meminta NATO untuk memastikan Kremlin untuk membayar konsekuensi dari aktivitas bermusuhannya.
Seruan yang sama juga disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Dominic Raab dalam pertemuan tingkat menteri NATO di Brussels pada Selasa (23/3), seperti dikutip
Sputnik.
"Inggris, sebagai kekuatan pertahanan dan diplomatik terkemuka, sepenuhnya mendukung NATO sebagai pencegah militer yang kuat terhadap ancaman dari Rusia, tetapi juga sebagai benteng politik yang kuat, bersatu, melawan kegiatan de-stabilisasi Moskow," kata Raab.
Raab juga menuding Kremlin menyebarkan teknologi baru untuk mengganggu dan mendukung serangan siber yang menargetkan data sensitif, sembari juga mencoba untuk ikut campur dalam pemilihan dan menyebarkan disinformasi tentang virus corona.
"Ini adalah kesempatan penting bagi sekutu NATO untuk berkumpul bersama dan membahas nilai aturan berdasarkan aliansi kami di dunia di mana demokrasi berada di bawah ancaman dari kekuatan otoriter dan aktor non-negara yang menggunakan ancaman dunia maya dan teknologi baru yang berbahaya untuk menyabotase ketertiban," tambah Raab.
Raab juga akan menyuarakan dukungan negaranya untuk kebijakan Pintu Terbuka aliansi militerm yaitu menawarkan keanggotaan NATO untuk negara-negara yang dikenal antagonis dengan Rusia, termasuk Ukraina dan Georgia.
Setelah Brexit, Inggris mulai menerapkan kebijakan luar negeri terintegrasi, di mana Rusia digambarkan sebagai ancaman akut bagi keamanan nasionalnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: