Dari laporan
Reuters, menurut saksi mata, beberapa bus penuh dengan tahanan keluar dari penjara Insein di Yangon pada Rabu pagi (24/3). Tampak juga pengacara untuk beberapa tahanan.
"Semua yang dibebaskan adalah mereka yang ditangkap karena protes, serta penggerebekan malam atau mereka yang keluar untuk membeli sesuatu," ujar seorang anggota kelompok penasihat hukum. Ia menyebut ada 15 bus yang keluar dari penjara.
Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) menyebut, setidaknya ada 2.000 orang yang ditangkap oleh aparat selama aksi protes sejak kudeta pada 1 Februari.
Sementara itu, para aktivis telah menyerukan aksi protes diam di Yangon pada Rabu. Alhasil banyak bisnis yang tutup, dan hanya terlihat beberapa kendaraan yang hilir mudik.
"Tidak ada jalan keluar, tidak ada toko, tidak ada pekerjaan. Semua ditutup. Hanya untuk satu hati," seorang aktivis bernama Nobel Aung.
Aksi protes diam dilakukan setelah beberapa nyawa kembali melayang pada Senin (23/3), salah satunya seorang gadis berusia tujuh tahun yang meninggal karena luka tembak di Mandalay.
Menurut AAPP, sekitar 275 orang meninggal dunia akibat kekerasan aparat keamanan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: