Keputusan itu dibuat dalam pertemuan antara Biden, Harris, Sekretaris Kesehatan Xavier Becerra, Sekretaris Keamanan Dalam Negeri Alejandra Mayorkas, dan sejumlah pejabat terkait lainnya pada Rabu (24/3).
Nantinya Harris akan menjadi ujung tombak mengatasi lonjakan imigran ilegal dengan membentuk kemitraan dengan Meksiko dan negara-negara Segitiga Utara Amerika Tengah, yaitu Guatemala, Honduras, dan El Salvador.
Pemilihan Harris sebagai penanggung jawab dilakukan agar negara-negara Segitiga Utara dapat melakukan koordinasi secara penuh.
"Dia akan bekerja pertama kali untuk membendung aliran migran gelap ke AS, tetapi pada saat yang sama, tujuan sebenarnya adalah untuk membangun kemitraan strategis dengan negara-negara ini berdasarkan rasa hormat dan nilai-nilai bersama," ujar seorang sumber, seperti dikutip
AP.
Sumber itu menuturkan, Harris diharapkan dapat mengatasi akar penyebab lonjakan pengungsi, dengan bekerja mengatasi korupsi, memperkuat keamanan perbatasan, dan mengawasi upaya diplomatik di negara-negara terkait.
"Ini akan memakan waktu. Wakil presiden mengerti, dan presiden mengerti," kata pejabat senior.
Dalam sambutannya, Harris mengakui hal tersebut pekerjaan yang penting meski tidak akan mudah.
Meski pemerintahan Biden telah menolak masuk banyak pengungsi, namun telah mengizinkan masuknya sejumlah besar anak-anak tanpa pendamping yang tiba di pos pemeriksaan.
Data dari CNN menunjukkan petugas Patroli Perbatasan AS telah menahan lebih dari 11 ribu anak tanpa pendamping antara 28 Februari hingga 20 Maret, meningkat dari 5.600 anak pada Januari.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: