Dalam sebuah surat kepada pemerintah Belgia, dekan Universitas Bruxellensis (ULB) dan Vrije Universiteit Brussel (VUB) meminta tindakan segera terhadap pembebasan Ahmadreza Djalali, seperti yang dilaporkam
Brussels Times, Kamis (25/3). Universitas kemudian menyatakan keprihatinan atas kemungkinan eksekusi bagi Djalali.
Surat mereka juga ditandatangani oleh Amnesty International cabang Belgia. Amnesty International telah menerima informasi tentang memburuknya kesehatan Djalali di penjara karena penganiayaan.
“Belgia telah mengikuti kasus ini dengan cermat. Anda tahu ceritanya. Anda tahu bahwa pria ini telah dipenjara selama hampir lima tahun dan dia dijatuhi hukuman mati setelah pengadilan yang tidak adil. Tidak ada bukti sedikit pun bahwa dia terlibat dalam kejahatan apa pun,†lanjut surat itu.
Djalali pernah mengikuti VUB di Brussel sebagai dosen tamu. Dia melakukan perjalanan ke Iran setelah undangan resmi dari Universitas Teheran pada tahun 2016 dan ditangkap oleh pasukan Kementerian Intelijen dan kemudian dijatuhi hukuman mati.
Surat itu kemudian menyerukan kepada pemerintah Belgia agar mengintensifkan upaya pembebasan Djalali dengan secepatnya, karena waktunya kian mendesak. Keluarga Djalali sudah sangat tertekan selama befrtahun-tahun.
"Hanya dengan begitu kita, sebagai warga dan politisi negara ini, dapat memberi tahu istrinya, Vida dan anak-anak mereka, dan mudah-mudahan Ahmadreza sendiri, bahwa Belgia melakukan semua yang bisa dilakukan untuk menyelamatkannya,†tutup surat itu.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: